PRASASTI MANTYASIH PENINGGALAN KERAJAAN MATARAM KUNO

________________________________________________________________________ 

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________ 

Prasasti Pen-dingin

PRASASTI MANTYASIH 

 

Temuan Bersejarah Prasasti Mantyasih Mengungkap Jejak Zaman Kuno 

Dunia arkeologi baru saja meraih tonggak sejarah yang menarik dan menggetarkan dengan penemuan yang mengungkap lapisan tersembunyi masa lalu. Seorang nelayan lokal di desa kecil Mantyasih, yang terletak jauh dari hiruk-pikuk kota, secara tak sengaja menemukan sebuah artefak bersejarah yang kemungkinan bisa mengubah cara kita memahami sejarah kuno. 

Adi, seorang nelayan yang tinggal di desa, menjadi pemeran utama dalam cerita ini. Pada suatu pagi yang tenang, saat menjelajahi tepi sungai untuk mengambil perlengkapan nelayan yang ditinggalkannya semalam, mata Adi tertuju pada sebuah batu besar yang tergeletak di tengah semak-semak yang lebat. 

Tidak seperti batu-batu sekitarnya, batu ini memiliki permukaan yang halus dan terukir dengan aksara yang tidak dikenal. Adi merasa ada sesuatu yang menarik di balik batu tersebut. Dengan rasa penasaran yang membuncah, ia membersihkan debu dan dedaunan yang menutupi batu tersebut. 

Saat semakin banyak aksara yang terungkap, Adi menyadari bahwa temuannya ini bisa memiliki makna yang jauh lebih besar dari yang pernah ia duga. Ia mengumpulkan teman-teman dan warga desa lainnya untuk menyelidiki lebih lanjut. Bersama-sama, mereka membersihkan dan mengungkapkan lebih banyak aksara yang terukir di permukaan batu. 

Berita tentang temuan Adi menyebar dengan cepat di antara penduduk desa dan sekitarnya. Para ahli sejarah, arkeolog, dan pakar bahasa kuno segera tertarik dan datang ke desa Mantyasih untuk menyelidiki lebih lanjut. Dalam waktu singkat, sebuah tim peneliti terbentuk, lengkap dengan peralatan modern untuk dokumentasi dan analisis. 

Hasil penelitian itu tak lama kemudian menjadi sorotan internasional. Ternyata, Prasasti Mantyasih adalah artefak langka dari masa Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini ditulis dengan menggunakan aksara Kawi, bahasa Jawa Kuno, dan mengungkapkan tentang pembangunan sebuah kuil suci yang didedikasikan untuk dewa-dewa pada masa lalu. 

Dr. Sari, arkeolog ternama yang terlibat dalam penelitian ini, menjelaskan bahwa penemuan Prasasti Mantyasih adalah sebuah langkah besar dalam memahami sejarah dan peradaban masa lalu. "Prasasti ini membawa cahaya baru pada kehidupan masyarakat dan praktik keagamaan pada zamannya. Kami dapat melihat sejarah lewat mata mereka, menggambarkan kepercayaan, nilai-nilai, dan tujuan mereka," ungkapnya. 

Warga desa Mantyasih merasa bangga dan gembira bahwa desa mereka menjadi tempat penemuan yang begitu bersejarah. Prasasti Mantyasih bukan hanya sebuah artefak kuno, tetapi juga sebuah pintu ke masa lalu yang membuka pemahaman yang lebih dalam tentang akar budaya dan peradaban yang pernah menghiasi wilayah ini. Dalam kesederhanaannya, sebuah temuan tak sengaja telah membuka tabir misteri masa lalu yang selama ini tersembunyi. 

 

Nah itu sedikit buat bahan cerita,....heheheheee.....  

________________________________________________________________________ 

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________ 


 

PRASASTI MANTYASIH 

 

Prasasti Mantyasih adalah prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang ditemukan di Kampung Mateseh, Magelang Utara, Jawa Tengah. Prasasti ini ditemukan pada tahun 1836 oleh seorang Belanda bernama J.J. Meinsma. 

Prasasti Mantyasih ditulis dalam bahasa Sanskerta dan aksara Jawa Kuno. Prasasti ini terdiri dari 46 baris dan berisi tentang silsilah raja-raja Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini juga menyebutkan tentang pemindahan ibu kota kerajaan dari Medang ke Watugaluh. 

Prasasti Mantyasih merupakan prasasti penting karena merupakan sumber informasi yang berharga tentang sejarah Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini juga menjadi bukti bahwa agama Hindu dan Buddha telah berkembang di Indonesia pada masa itu. 

Berikut adalah isi dari Prasasti Mantyasih: 

"Pada tahun 907 Masehi, Raja Dyah Balitung memerintahkan agar dibuat sebuah prasasti yang memuat silsilah raja-raja Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini dibuat untuk melegitimasi dirinya sebagai pewaris tahta yang sah. Prasasti ini juga menyebutkan tentang pemindahan ibu kota kerajaan dari Medang ke Watugaluh." 

Prasasti Mantyasih merupakan salah satu peninggalan penting Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini memberikan banyak informasi tentang sejarah, budaya, dan agama Indonesia pada masa itu.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat diketahui dari Prasasti Mantyasih: 

Prasasti Mantyasih menyebutkan tentang silsilah raja-raja Kerajaan Mataram Kuno, dari Sanjaya hingga Dyah Balitung.
Prasasti Mantyasih menyebutkan tentang pemindahan ibu kota kerajaan dari Medang ke Watugaluh.
Prasasti Mantyasih menyebutkan tentang peralihan kekuasaan dari dinasti Sanjaya ke dinasti Syailendra.
Prasasti Mantyasih menyebutkan tentang perkembangan agama Hindu dan Buddha di Indonesia pada masa itu. 
Prasasti Mantyasih merupakan prasasti penting yang memberikan banyak informasi tentang sejarah Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini juga menjadi bukti bahwa agama Hindu dan Buddha telah berkembang di Indonesia pada masa itu.  

Prasasti Mantyasih I (JTG829a) (Stutterheim, 1927: 175-183)

swasti śakawarṣātīta 829 caitra māsa. tithi ekādaśi kṛṣṇapakṣa. tu. u.

śa. wāra. purwwabhadrawāda nakṣatra. ajamāda dewatā. indra yoga.

tatkāla ājña śrī mahārāja rakai watukura dyaḥ balituŋ śrī dha


rmmodaya mahāsambhu. umiŋsor i rakarayān mapatiḥ i hino. halu.

sirikan. wka. halaran. tiruan. palarhyaŋ. maŋhuri. wadihati. makudur.

kumonnakan nikanaŋ wanua i mantyāsiḥ winiḥ ni sawaḥnya satu. muaŋ a


lasnya i muṇḍuan. i kayu pañjaŋ. muaŋ pomahan iŋ kuniŋ wanua

kagunturan pasawahanya ri wunut kwaiḥ ni winiḥnya satu hamat 18

hop sawaḥ kanayakān. muaŋ alasnya i susuṇḍara. i wukir sumwiŋ. kapua wa 


tak patapān. sinusuk sīmā kapatihana. paknānya pagantyagantyana

nikanaŋ patiḥ mantyāsiḥ sānak lawasnya tluŋ tahun sowaŋ. kwaiḥ

nikanaŋ patiḥ sapuṇḍuḥ pu sna rama ni ananta. Pu kolā rama ni diṇī. pu puñjěŋ 


rama ni udal. pu karā rama ni labdha. pu sudraka rama ni kayut piṇḍa

prāṇa 5 maṅkana kwaiḥ nikanaŋ patiḥ inanugrahān muaŋ kinon ta ya 

matuta sānak // samwandhanyan inanugrahān saŋkā yan makwaiḥ buatthaji 


iniwönnya i śrī mahārāja. kāla ni waraṅan haji. lain saṅke kapujān

bhaṭāra i malaŋkuśeśwara. iŋ puteśwara. i kutusan. i śilābhedeśwara. i

tuleśwara. iŋ pratiwarṣa. muaŋ saŋka yaŋ antarālika kataku 


tan ikanaŋ wanua iŋ kuniŋ. sinarabhārānta ikanaŋ patiḥ rumakṣā

ikanaŋ hawān. nahan mataunyan inanugrahān nikanaŋ wanua kālih

irikanaŋ patiḥ . . . 

 

________________________________________________________________________ 

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________ 

 

Terjemahan bebas: .  

Swasti Sakawarsatita 829 Caitra Masa : Ini adalah pernyataan pembuka yang mengacu pada tahun dalam kalender Saka. Tahun 829 dalam kalender Saka merujuk pada tahun tertentu dalam perhitungan kalender tersebut. "Caitra Masa" mengacu pada bulan dalam kalender Hindu. Tithi Ekadashi Krishnapaksha : Tithi merujuk pada tanggal dalam kalender bulan. "Ekadashi" adalah tanggal kesebelas dalam siklus bulan, dan "Krishnapaksha" merujuk pada fase gelap bulan. Purwabhadrawada Nakshatra : Ini merujuk pada konstelasi (nakshatra) tertentu pada hari itu. Ajamada Dewata Indra Yoga : Ini merujuk pada konjungsi planet dan perhitungan astrologi yang terkait dengan ajaran agama dan kosmologi. Tatkala Ajna Sri Maharaja Rakai Watukura Dyaḥ Balitun Sri Dha : Bagian ini mungkin mengacu pada perintah atau tindakan yang dilakukan oleh seorang raja bernama "Sri Maharaja Rakai Watukura Dyaḥ."
Rmmodaya Mahasambhu : Ini mungkin merupakan nama seseorang atau sebuah gelar. "Mahasambhu" bisa merujuk pada "Mahasambhu Shiva," yang adalah nama untuk dewa Shiva dalam agama Hindu. Umiŋsor i Rakarayān Mapatiḥ i Hino : Ini bisa mengacu pada tindakan atau jabatan seorang "Rakarayan Mapati" yang terkait dengan "Hino". "Mapati" bisa merujuk pada pemimpin atau penguasa. Halu. Sirikan. Wka. Halaran. Tiruan. Palarhyaŋ. Maŋhuri. Wadihati. Makudur : Bagian ini mungkin berisi nama-nama tempat, orang, atau tindakan. Namun, teks yang diberikan pendek dan mungkin memerlukan konteks lebih lanjut untuk diartikan dengan benar. Kumonnakan Nikanaŋ Wanua i Mantyāsiḥ Winiḥ Ni Sawaḥnya Satu : Ini bisa merujuk pada tindakan atau perintah yang terkait dengan wilayah "Mantyasih". "Sawaḥnya Satu" mungkin mengacu pada persatuan atau kesatuan dalam suatu konteks. 
Lasnya i Muṇḍuan. I Kayu Pañjaŋ : Ini mungkin mengacu pada tindakan atau status di tempat bernama "Muṇḍuan" dan "Kayu Pañjaŋ". Muaŋ Pomahan Iŋ Kuniŋ Wanua Kagunturan Pasawahanya Ri Wunut Kwaiḥ Ni Winiḥnya Satu Hamat 18 Hop Sawaḥ Kanayakān : Ini mungkin mengacu pada jumlah lahan pertanian atau sawah. "Hamat 18" kemungkinan merujuk pada ukuran atau jumlah tertentu. Muaŋ Alasnya I Susuṇḍara. I Wukir Sumwiŋ. Kapua Wa : Bagian ini mungkin merujuk pada tindakan atau hal-hal yang terkait dengan tempat "Susuṇḍara" dan "Wukir Sumwiŋ". 
Tak Patapān : Tidak ada informasi yang cukup untuk mengartikan ini secara tepat. Ini mungkin merujuk pada kata atau frase yang lebih panjang yang memberikan konteks lebih lanjut. Sinusuk Sīmā Kapatihana : Ini bisa mengacu pada pembentukan batas-batas atau perbatasan di tempat yang disebut "Sīmā Kapatihana". Paknānya Pagantyagantyana Nikanaŋ Patiḥ Mantyāsiḥ Sānak Lawasnya Tluŋ Tahun Sowaŋ Kwaiḥ : Ini mungkin mengandung informasi tentang perbuatan atau tindakan yang terkait dengan "Patiḥ Mantyāsiḥ", mungkin dalam konteks waktu tertentu. Nikanaŋ Patiḥ Sapuṇḍuḥ Pu Sna Rama Ni Ananta. Pu Kolā Rama Ni Diṇī. Pu Puñjěŋ : Bagian ini kemungkinan mencantumkan nama-nama individu yang terkait dengan gelar "Patiḥ Sapuṇḍuḥ" dan mungkin juga menyebutkan hubungan mereka, seperti "Pu" yang mungkin merujuk pada ayah atau leluhur. 
Rama Ni Udal. Pu Karā Rama Ni Labdha. Pu Sudraka Rama Ni Kayut Piṇḍa : Bagian ini mencantumkan nama-nama individu, kemungkinan dalam konteks keluarga atau keturunan. "Pu" mungkin merujuk pada hubungan ayah atau leluhur. Prāṇa 5 Maṅkana Kwaiḥ Nikanaŋ Patiḥ Inanugrahān Muaŋ Kinon Ta Ya : Ini mungkin merujuk pada tindakan atau perbuatan terkait dengan "Patiḥ" yang memberikan anugerah. "Prāṇa 5" mungkin merujuk pada lima prana atau unsur vital. Matuta Sānak // Samwandhanyan Inanugrahān Saṅkā Yan Makwaiḥ Buatthaji : Ini kemungkinan merujuk pada pembentukan hubungan atau ikatan sosial yang melibatkan anugerah. 
 Iniwönnya i Śrī Mahārāja : Ini mungkin mengacu pada tindakan atau atribut terkait dengan "Śrī Mahārāja", yang merupakan gelar yang menunjukkan kebesaran atau keagungan seorang raja. Kāla Ni Waraṅan Haji : Bagian ini mungkin berhubungan dengan penghitungan waktu atau perubahan waktu. "Kāla" bisa merujuk pada waktu, sementara "Waraṅan Haji" mungkin merujuk pada kalender atau perhitungan waktu tertentu. Lain Saṅke Kapujān Bhaṭāra I Malaŋkuśeśwara. Iŋ Puteśwara. I Kutusan. I Śilābhedeśwara. I Tuleśwara. Iŋ Pratiwarṣa. Muaŋ Saŋka Yaŋ Antarālika Kataku : Ini mungkin berisi daftar nama atau gelar-gelar beberapa bhaṭāra (bangsawan atau raja), seperti "Malaŋkuśeśwara", "Puteśwara", "Kutusan", "Śilābhedeśwara", "Tuleśwara", dan "Pratiwarṣa". Ini mungkin adalah daftar gelar-gelar raja yang menunjukkan kedudukan atau wilayah kekuasaan mereka. Muaŋ Saŋka Yaŋ Antarālika Kataku : Ini mungkin merujuk pada penambahan gelar atau atribut tambahan yang terkait dengan "Antarālika Kataku". "Muaŋ Saŋka" mungkin merujuk pada penambahan atau penunjukan. 
Tan Ikanaŋ Wanua Iŋ Kuniŋ : Ini mungkin berhubungan dengan tindakan atau keadaan di tempat yang disebut "Wanua Iŋ Kuniŋ". Sinarabhārānta Ikanaŋ Patiḥ Rumakṣā Ikanaŋ Hawān : Ini mungkin merujuk pada tindakan atau perbuatan yang terkait dengan "Patiḥ Rumakṣā" dan "Hawān". "Sinarabhārānta" mungkin mengacu pada kondisi tertentu atau pengaruh. Nahan Mataunyan Inanugrahān Nikanaŋ Wanua Kālih Irikanaŋ Patiḥ . . . : Ini kemungkinan berhubungan dengan pemberian anugerah terhadap "Wanua Kālih" oleh "Patiḥ". "Nahan Mataunyan" mungkin merujuk pada tindakan penyembuhan atau perlindungan.   

Inti prasasti: 

Inti dari Prasasti Mantyasih adalah pemberian anugerah kepada para patih yang memiliki jasa besar kepada kerajaan. Para patih-patih tersebut mendapat anugrah dan tanah perdikan yang berada di wilayah Matyasih, sekitar lereng gunung Sindoro dan Sumbing.  

Dan..   

Dalam prasasti yang dikenal dengan sebutan "Prasasti Mantyasih", kita telah membahas informasi yang tersaji dalam inskripsi berbahasa Sanskerta dengan aksara Kawi atau Pallawa. Meskipun banyak bagian dari teks yang masih memerlukan interpretasi yang lebih mendalam dan konteks tambahan, kita dapat menyimpulkan beberapa hal berdasarkan informasi yang ada.   

Dalam teks ini, kita dapat melihat adanya penjelasan tentang tempat-tempat, individu-individu, dan tindakan-tindakan yang mungkin terkait dengan pemberian anugerah, penentuan batas wilayah, atau aspek-aspek penting dalam masyarakat pada masa lampau. Nama-nama individu yang disebutkan, seperti "Rama Ni Udal", "Pu Karā Rama Ni Labdha", dan "Pu Sudraka Rama Ni Kayut Piṇḍa", dapat memberikan wawasan tentang struktur sosial dan hubungan antarindividu pada saat itu.   

Selain itu, gelar-gelar atau gelar kehormatan seperti "Malaŋkuśeśwara", "Puteśwara", dan "Śilābhedeśwara" juga mencerminkan sistem kehormatan dan struktur kekuasaan yang ada pada masa itu. Prasasti ini memberikan gambaran tentang peran dan fungsi para pemimpin atau bangsawan dalam mengelola wilayah, memberikan anugerah, dan menjaga tatanan sosial.   

Meskipun sebagian informasi dalam teks masih memerlukan interpretasi lebih lanjut, prasasti ini memberikan kita jendela ke masa lalu yang memungkinkan kita untuk memahami sebagian dari budaya, kehidupan sosial, dan struktur kekuasaan pada saat itu. Meskipun prasasti ini mungkin hanya merupakan potongan kecil dari sejarah yang lebih besar, tetapi ia memiliki nilai penting sebagai bukti fisik yang menghubungkan kita dengan warisan budaya dan sejarah nenek moyang kita.   

Dengan demikian, Prasasti Mantyasih mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan dan memahami warisan budaya yang ada dalam prasasti-prasasti kuno. Mereka adalah saksi bisu perjalanan peradaban kita dan mengandung potensi untuk mengungkap lebih banyak tentang cerita dan kehidupan masa lalu yang telah membentuk identitas kita hari ini.  

________________________________________________________________________ 

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________ 


DAFTAR PUSTAKA :  WikipediaGoogleAmin Cool TeknikTeknisi AC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar