CANDI DAN CANDI

Candi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada kompleks bangunan atau kuil yang memiliki makna religius atau spiritual dalam budaya Indonesia, terutama dalam konteks masa lampau. Candi umumnya terdiri dari struktur batu yang diukir dengan seni rupa dan memiliki nilai arsitektur yang tinggi. Mereka merupakan warisan bersejarah yang mencerminkan budaya, agama, dan kehidupan masyarakat pada masa lalu.

Arsitektur yang Khas : Candi memiliki arsitektur yang unik dan khas, sering kali menggabungkan unsur-unsur seni rupa dan simbol-simbol agama. Candi-candi besar seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan memiliki desain kompleks dengan struktur berlapis-lapis.
Relief dan Ukiran : Relief dan ukiran di candi-candi mencerminkan ajaran agama, kisah-kisah legendaris, serta gambaran kehidupan dan budaya masyarakat pada masa itu. Relief ini dapat memberikan informasi penting tentang sejarah dan kehidupan di masa lampau.
Pusat Ibadah dan Peringatan : Banyak candi didirikan sebagai tempat ibadah atau sebagai peringatan terhadap tokoh agama, raja, atau peristiwa penting. Mereka seringkali menjadi pusat kegiatan keagamaan dan ritual pada masa itu.
Material Konstruksi : Candi-candi umumnya dibangun dari batu-batu yang diukir dengan teliti dan diatur dalam pola tertentu. Beberapa candi juga menggunakan bahan lain seperti bata atau plester.
Bentuk dan Struktur : Candi dapat memiliki berbagai bentuk dan struktur. Beberapa candi memiliki bentuk menara atau prasasti, sementara yang lain memiliki bentuk piramida atau tumpukan berlapis.
Konteks Sejarah dan Budaya : Candi-candi memiliki konteks sejarah dan budaya yang mendalam. Mereka sering kali mengungkapkan pengaruh agama, peradaban, dan hubungan budaya dengan wilayah-wilayah lain.
Pengaruh Agama : Candi-candi umumnya merupakan manifestasi dari pengaruh agama Hindu dan Buddha pada masa lalu, serta perpaduan budaya dan agama di wilayah tersebut.

Candi adalah bagian penting dari warisan budaya dan sejarah Indonesia. Mereka memberikan informasi berharga tentang kehidupan, agama, seni rupa, dan peradaban masyarakat pada masa lampau. Saat ini, candi-candi juga menjadi tujuan wisata dan bahan kajian ilmiah yang mendalam.


Candi-candi di Tanah Jawa adalah bagian integral dari warisan budaya dan sejarah Indonesia. Mereka adalah bukti nyata perkembangan agama, seni rupa, arsitektur, dan kehidupan masyarakat pada masa lalu.


 

________________________________________________________________________

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________


 

Berikut beberapa hal yang bisa kita ketahui tentang candi-candi di Tanah Jawa: 

v  Keanekaragaman Jenis Candi : Di Tanah Jawa terdapat berbagai jenis candi, termasuk candi Hindu, Buddha, maupun yang menggabungkan unsur-unsur keduanya (candi campuran). Contohnya, Candi Borobudur dan Candi Prambanan yang merupakan candi Buddha dan Hindu terbesar di Indonesia.

v  Arsitektur dan Seni Rupa : Candi-candi di Tanah Jawa menunjukkan keahlian tinggi dalam bidang arsitektur dan seni rupa. Detail ukiran, patung, relief, dan tata letak struktur bangunan mencerminkan kemampuan teknis dan kreativitas pengrajin dan seniman pada masa itu.

v  Pentingnya Agama : Candi-candi merupakan bukti pentingnya agama dalam kehidupan masyarakat pada masa lampau. Candi-candi tersebut sering kali didirikan sebagai tempat ibadah atau peringatan terhadap ajaran agama, seperti Candi Borobudur yang mencerminkan ajaran Buddha Mahayana.

v  Peradaban dan Kehidupan Sosial : Candi-candi juga memberikan wawasan tentang tatanan sosial, kebudayaan, dan peradaban masyarakat pada masa lalu. Struktur candi, patung, dan relief-relief menggambarkan aktivitas sehari-hari, tatanan masyarakat, dan gambaran kehidupan di masa lalu.

v  Pengaruh Hindu-Buddha : Candi-candi ini mencerminkan pengaruh kuat ajaran agama Hindu dan Buddha di wilayah tersebut pada masa lalu. Mereka juga merupakan contoh perkembangan dan akulturasi budaya dan agama di daerah tersebut.

v  Tempat menyimpan harta benda : Candi juga di pergunakan untuk menyimpan harta benda berharga seperti alat-alat ritual, harta patung berlapis emas, dan dekorasi yang menggunakan bahan berharga lainnya.

v  Keajaiban Teknik Konstruksi : Mekanisme pembangunan candi pada masa itu sangat menarik. Banyak candi memiliki struktur yang kompleks dan terdiri dari ribuan batu yang saling terkait tanpa menggunakan bahan perekat modern. Ini menunjukkan keahlian tinggi dalam teknik konstruksi.

v  Pariwisata dan Pendidikan : Candi-candi di Tanah Jawa menjadi tujuan wisata populer dan sumber pengetahuan penting bagi generasi sekarang. Mereka memberikan gambaran tentang sejarah dan warisan budaya Indonesia.

v  Pemeliharaan dan Pelestarian : Pemeliharaan dan pelestarian candi-candi menjadi perhatian penting untuk menjaga warisan budaya ini. Upaya dilakukan untuk merawat struktur dan seni rupa candi agar tetap lestari bagi generasi mendatang.


Candi-candi di Tanah Jawa bukan hanya benda fisik, tetapi juga jendela ke masa lalu yang memberikan gambaran mendalam tentang peradaban dan budaya Indonesia pada masa lalu. Kehadiran mereka mengajarkan kita tentang keragaman agama, seni, dan budaya, serta menginspirasi apresiasi terhadap sejarah dan kekayaan budaya kita.


DAFTAR PUSTAKA :  WikipediaGoogleAmin Cool TeknikTeknisi AC


 

________________________________________________________________________

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________


PRASASTI MANTYASIH PENINGGALAN KERAJAAN MATARAM KUNO

________________________________________________________________________ 

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________ 

Prasasti Pen-dingin

PRASASTI MANTYASIH 

 

Temuan Bersejarah Prasasti Mantyasih Mengungkap Jejak Zaman Kuno 

Dunia arkeologi baru saja meraih tonggak sejarah yang menarik dan menggetarkan dengan penemuan yang mengungkap lapisan tersembunyi masa lalu. Seorang nelayan lokal di desa kecil Mantyasih, yang terletak jauh dari hiruk-pikuk kota, secara tak sengaja menemukan sebuah artefak bersejarah yang kemungkinan bisa mengubah cara kita memahami sejarah kuno. 

Adi, seorang nelayan yang tinggal di desa, menjadi pemeran utama dalam cerita ini. Pada suatu pagi yang tenang, saat menjelajahi tepi sungai untuk mengambil perlengkapan nelayan yang ditinggalkannya semalam, mata Adi tertuju pada sebuah batu besar yang tergeletak di tengah semak-semak yang lebat. 

Tidak seperti batu-batu sekitarnya, batu ini memiliki permukaan yang halus dan terukir dengan aksara yang tidak dikenal. Adi merasa ada sesuatu yang menarik di balik batu tersebut. Dengan rasa penasaran yang membuncah, ia membersihkan debu dan dedaunan yang menutupi batu tersebut. 

Saat semakin banyak aksara yang terungkap, Adi menyadari bahwa temuannya ini bisa memiliki makna yang jauh lebih besar dari yang pernah ia duga. Ia mengumpulkan teman-teman dan warga desa lainnya untuk menyelidiki lebih lanjut. Bersama-sama, mereka membersihkan dan mengungkapkan lebih banyak aksara yang terukir di permukaan batu. 

Berita tentang temuan Adi menyebar dengan cepat di antara penduduk desa dan sekitarnya. Para ahli sejarah, arkeolog, dan pakar bahasa kuno segera tertarik dan datang ke desa Mantyasih untuk menyelidiki lebih lanjut. Dalam waktu singkat, sebuah tim peneliti terbentuk, lengkap dengan peralatan modern untuk dokumentasi dan analisis. 

Hasil penelitian itu tak lama kemudian menjadi sorotan internasional. Ternyata, Prasasti Mantyasih adalah artefak langka dari masa Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini ditulis dengan menggunakan aksara Kawi, bahasa Jawa Kuno, dan mengungkapkan tentang pembangunan sebuah kuil suci yang didedikasikan untuk dewa-dewa pada masa lalu. 

Dr. Sari, arkeolog ternama yang terlibat dalam penelitian ini, menjelaskan bahwa penemuan Prasasti Mantyasih adalah sebuah langkah besar dalam memahami sejarah dan peradaban masa lalu. "Prasasti ini membawa cahaya baru pada kehidupan masyarakat dan praktik keagamaan pada zamannya. Kami dapat melihat sejarah lewat mata mereka, menggambarkan kepercayaan, nilai-nilai, dan tujuan mereka," ungkapnya. 

Warga desa Mantyasih merasa bangga dan gembira bahwa desa mereka menjadi tempat penemuan yang begitu bersejarah. Prasasti Mantyasih bukan hanya sebuah artefak kuno, tetapi juga sebuah pintu ke masa lalu yang membuka pemahaman yang lebih dalam tentang akar budaya dan peradaban yang pernah menghiasi wilayah ini. Dalam kesederhanaannya, sebuah temuan tak sengaja telah membuka tabir misteri masa lalu yang selama ini tersembunyi. 

 

Nah itu sedikit buat bahan cerita,....heheheheee.....  

________________________________________________________________________ 

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________ 


 

PRASASTI MANTYASIH 

 

Prasasti Mantyasih adalah prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang ditemukan di Kampung Mateseh, Magelang Utara, Jawa Tengah. Prasasti ini ditemukan pada tahun 1836 oleh seorang Belanda bernama J.J. Meinsma. 

Prasasti Mantyasih ditulis dalam bahasa Sanskerta dan aksara Jawa Kuno. Prasasti ini terdiri dari 46 baris dan berisi tentang silsilah raja-raja Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini juga menyebutkan tentang pemindahan ibu kota kerajaan dari Medang ke Watugaluh. 

Prasasti Mantyasih merupakan prasasti penting karena merupakan sumber informasi yang berharga tentang sejarah Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini juga menjadi bukti bahwa agama Hindu dan Buddha telah berkembang di Indonesia pada masa itu. 

Berikut adalah isi dari Prasasti Mantyasih: 

"Pada tahun 907 Masehi, Raja Dyah Balitung memerintahkan agar dibuat sebuah prasasti yang memuat silsilah raja-raja Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini dibuat untuk melegitimasi dirinya sebagai pewaris tahta yang sah. Prasasti ini juga menyebutkan tentang pemindahan ibu kota kerajaan dari Medang ke Watugaluh." 

Prasasti Mantyasih merupakan salah satu peninggalan penting Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini memberikan banyak informasi tentang sejarah, budaya, dan agama Indonesia pada masa itu.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat diketahui dari Prasasti Mantyasih: 

Prasasti Mantyasih menyebutkan tentang silsilah raja-raja Kerajaan Mataram Kuno, dari Sanjaya hingga Dyah Balitung.
Prasasti Mantyasih menyebutkan tentang pemindahan ibu kota kerajaan dari Medang ke Watugaluh.
Prasasti Mantyasih menyebutkan tentang peralihan kekuasaan dari dinasti Sanjaya ke dinasti Syailendra.
Prasasti Mantyasih menyebutkan tentang perkembangan agama Hindu dan Buddha di Indonesia pada masa itu. 
Prasasti Mantyasih merupakan prasasti penting yang memberikan banyak informasi tentang sejarah Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini juga menjadi bukti bahwa agama Hindu dan Buddha telah berkembang di Indonesia pada masa itu.  

Prasasti Mantyasih I (JTG829a) (Stutterheim, 1927: 175-183)

swasti śakawarṣātīta 829 caitra māsa. tithi ekādaśi kṛṣṇapakṣa. tu. u.

śa. wāra. purwwabhadrawāda nakṣatra. ajamāda dewatā. indra yoga.

tatkāla ājña śrī mahārāja rakai watukura dyaḥ balituŋ śrī dha


rmmodaya mahāsambhu. umiŋsor i rakarayān mapatiḥ i hino. halu.

sirikan. wka. halaran. tiruan. palarhyaŋ. maŋhuri. wadihati. makudur.

kumonnakan nikanaŋ wanua i mantyāsiḥ winiḥ ni sawaḥnya satu. muaŋ a


lasnya i muṇḍuan. i kayu pañjaŋ. muaŋ pomahan iŋ kuniŋ wanua

kagunturan pasawahanya ri wunut kwaiḥ ni winiḥnya satu hamat 18

hop sawaḥ kanayakān. muaŋ alasnya i susuṇḍara. i wukir sumwiŋ. kapua wa 


tak patapān. sinusuk sīmā kapatihana. paknānya pagantyagantyana

nikanaŋ patiḥ mantyāsiḥ sānak lawasnya tluŋ tahun sowaŋ. kwaiḥ

nikanaŋ patiḥ sapuṇḍuḥ pu sna rama ni ananta. Pu kolā rama ni diṇī. pu puñjěŋ 


rama ni udal. pu karā rama ni labdha. pu sudraka rama ni kayut piṇḍa

prāṇa 5 maṅkana kwaiḥ nikanaŋ patiḥ inanugrahān muaŋ kinon ta ya 

matuta sānak // samwandhanyan inanugrahān saŋkā yan makwaiḥ buatthaji 


iniwönnya i śrī mahārāja. kāla ni waraṅan haji. lain saṅke kapujān

bhaṭāra i malaŋkuśeśwara. iŋ puteśwara. i kutusan. i śilābhedeśwara. i

tuleśwara. iŋ pratiwarṣa. muaŋ saŋka yaŋ antarālika kataku 


tan ikanaŋ wanua iŋ kuniŋ. sinarabhārānta ikanaŋ patiḥ rumakṣā

ikanaŋ hawān. nahan mataunyan inanugrahān nikanaŋ wanua kālih

irikanaŋ patiḥ . . . 

 

________________________________________________________________________ 

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________ 

 

Terjemahan bebas: .  

Swasti Sakawarsatita 829 Caitra Masa : Ini adalah pernyataan pembuka yang mengacu pada tahun dalam kalender Saka. Tahun 829 dalam kalender Saka merujuk pada tahun tertentu dalam perhitungan kalender tersebut. "Caitra Masa" mengacu pada bulan dalam kalender Hindu. Tithi Ekadashi Krishnapaksha : Tithi merujuk pada tanggal dalam kalender bulan. "Ekadashi" adalah tanggal kesebelas dalam siklus bulan, dan "Krishnapaksha" merujuk pada fase gelap bulan. Purwabhadrawada Nakshatra : Ini merujuk pada konstelasi (nakshatra) tertentu pada hari itu. Ajamada Dewata Indra Yoga : Ini merujuk pada konjungsi planet dan perhitungan astrologi yang terkait dengan ajaran agama dan kosmologi. Tatkala Ajna Sri Maharaja Rakai Watukura Dyaḥ Balitun Sri Dha : Bagian ini mungkin mengacu pada perintah atau tindakan yang dilakukan oleh seorang raja bernama "Sri Maharaja Rakai Watukura Dyaḥ."
Rmmodaya Mahasambhu : Ini mungkin merupakan nama seseorang atau sebuah gelar. "Mahasambhu" bisa merujuk pada "Mahasambhu Shiva," yang adalah nama untuk dewa Shiva dalam agama Hindu. Umiŋsor i Rakarayān Mapatiḥ i Hino : Ini bisa mengacu pada tindakan atau jabatan seorang "Rakarayan Mapati" yang terkait dengan "Hino". "Mapati" bisa merujuk pada pemimpin atau penguasa. Halu. Sirikan. Wka. Halaran. Tiruan. Palarhyaŋ. Maŋhuri. Wadihati. Makudur : Bagian ini mungkin berisi nama-nama tempat, orang, atau tindakan. Namun, teks yang diberikan pendek dan mungkin memerlukan konteks lebih lanjut untuk diartikan dengan benar. Kumonnakan Nikanaŋ Wanua i Mantyāsiḥ Winiḥ Ni Sawaḥnya Satu : Ini bisa merujuk pada tindakan atau perintah yang terkait dengan wilayah "Mantyasih". "Sawaḥnya Satu" mungkin mengacu pada persatuan atau kesatuan dalam suatu konteks. 
Lasnya i Muṇḍuan. I Kayu Pañjaŋ : Ini mungkin mengacu pada tindakan atau status di tempat bernama "Muṇḍuan" dan "Kayu Pañjaŋ". Muaŋ Pomahan Iŋ Kuniŋ Wanua Kagunturan Pasawahanya Ri Wunut Kwaiḥ Ni Winiḥnya Satu Hamat 18 Hop Sawaḥ Kanayakān : Ini mungkin mengacu pada jumlah lahan pertanian atau sawah. "Hamat 18" kemungkinan merujuk pada ukuran atau jumlah tertentu. Muaŋ Alasnya I Susuṇḍara. I Wukir Sumwiŋ. Kapua Wa : Bagian ini mungkin merujuk pada tindakan atau hal-hal yang terkait dengan tempat "Susuṇḍara" dan "Wukir Sumwiŋ". 
Tak Patapān : Tidak ada informasi yang cukup untuk mengartikan ini secara tepat. Ini mungkin merujuk pada kata atau frase yang lebih panjang yang memberikan konteks lebih lanjut. Sinusuk Sīmā Kapatihana : Ini bisa mengacu pada pembentukan batas-batas atau perbatasan di tempat yang disebut "Sīmā Kapatihana". Paknānya Pagantyagantyana Nikanaŋ Patiḥ Mantyāsiḥ Sānak Lawasnya Tluŋ Tahun Sowaŋ Kwaiḥ : Ini mungkin mengandung informasi tentang perbuatan atau tindakan yang terkait dengan "Patiḥ Mantyāsiḥ", mungkin dalam konteks waktu tertentu. Nikanaŋ Patiḥ Sapuṇḍuḥ Pu Sna Rama Ni Ananta. Pu Kolā Rama Ni Diṇī. Pu Puñjěŋ : Bagian ini kemungkinan mencantumkan nama-nama individu yang terkait dengan gelar "Patiḥ Sapuṇḍuḥ" dan mungkin juga menyebutkan hubungan mereka, seperti "Pu" yang mungkin merujuk pada ayah atau leluhur. 
Rama Ni Udal. Pu Karā Rama Ni Labdha. Pu Sudraka Rama Ni Kayut Piṇḍa : Bagian ini mencantumkan nama-nama individu, kemungkinan dalam konteks keluarga atau keturunan. "Pu" mungkin merujuk pada hubungan ayah atau leluhur. Prāṇa 5 Maṅkana Kwaiḥ Nikanaŋ Patiḥ Inanugrahān Muaŋ Kinon Ta Ya : Ini mungkin merujuk pada tindakan atau perbuatan terkait dengan "Patiḥ" yang memberikan anugerah. "Prāṇa 5" mungkin merujuk pada lima prana atau unsur vital. Matuta Sānak // Samwandhanyan Inanugrahān Saṅkā Yan Makwaiḥ Buatthaji : Ini kemungkinan merujuk pada pembentukan hubungan atau ikatan sosial yang melibatkan anugerah. 
 Iniwönnya i Śrī Mahārāja : Ini mungkin mengacu pada tindakan atau atribut terkait dengan "Śrī Mahārāja", yang merupakan gelar yang menunjukkan kebesaran atau keagungan seorang raja. Kāla Ni Waraṅan Haji : Bagian ini mungkin berhubungan dengan penghitungan waktu atau perubahan waktu. "Kāla" bisa merujuk pada waktu, sementara "Waraṅan Haji" mungkin merujuk pada kalender atau perhitungan waktu tertentu. Lain Saṅke Kapujān Bhaṭāra I Malaŋkuśeśwara. Iŋ Puteśwara. I Kutusan. I Śilābhedeśwara. I Tuleśwara. Iŋ Pratiwarṣa. Muaŋ Saŋka Yaŋ Antarālika Kataku : Ini mungkin berisi daftar nama atau gelar-gelar beberapa bhaṭāra (bangsawan atau raja), seperti "Malaŋkuśeśwara", "Puteśwara", "Kutusan", "Śilābhedeśwara", "Tuleśwara", dan "Pratiwarṣa". Ini mungkin adalah daftar gelar-gelar raja yang menunjukkan kedudukan atau wilayah kekuasaan mereka. Muaŋ Saŋka Yaŋ Antarālika Kataku : Ini mungkin merujuk pada penambahan gelar atau atribut tambahan yang terkait dengan "Antarālika Kataku". "Muaŋ Saŋka" mungkin merujuk pada penambahan atau penunjukan. 
Tan Ikanaŋ Wanua Iŋ Kuniŋ : Ini mungkin berhubungan dengan tindakan atau keadaan di tempat yang disebut "Wanua Iŋ Kuniŋ". Sinarabhārānta Ikanaŋ Patiḥ Rumakṣā Ikanaŋ Hawān : Ini mungkin merujuk pada tindakan atau perbuatan yang terkait dengan "Patiḥ Rumakṣā" dan "Hawān". "Sinarabhārānta" mungkin mengacu pada kondisi tertentu atau pengaruh. Nahan Mataunyan Inanugrahān Nikanaŋ Wanua Kālih Irikanaŋ Patiḥ . . . : Ini kemungkinan berhubungan dengan pemberian anugerah terhadap "Wanua Kālih" oleh "Patiḥ". "Nahan Mataunyan" mungkin merujuk pada tindakan penyembuhan atau perlindungan.   

Inti prasasti: 

Inti dari Prasasti Mantyasih adalah pemberian anugerah kepada para patih yang memiliki jasa besar kepada kerajaan. Para patih-patih tersebut mendapat anugrah dan tanah perdikan yang berada di wilayah Matyasih, sekitar lereng gunung Sindoro dan Sumbing.  

Dan..   

Dalam prasasti yang dikenal dengan sebutan "Prasasti Mantyasih", kita telah membahas informasi yang tersaji dalam inskripsi berbahasa Sanskerta dengan aksara Kawi atau Pallawa. Meskipun banyak bagian dari teks yang masih memerlukan interpretasi yang lebih mendalam dan konteks tambahan, kita dapat menyimpulkan beberapa hal berdasarkan informasi yang ada.   

Dalam teks ini, kita dapat melihat adanya penjelasan tentang tempat-tempat, individu-individu, dan tindakan-tindakan yang mungkin terkait dengan pemberian anugerah, penentuan batas wilayah, atau aspek-aspek penting dalam masyarakat pada masa lampau. Nama-nama individu yang disebutkan, seperti "Rama Ni Udal", "Pu Karā Rama Ni Labdha", dan "Pu Sudraka Rama Ni Kayut Piṇḍa", dapat memberikan wawasan tentang struktur sosial dan hubungan antarindividu pada saat itu.   

Selain itu, gelar-gelar atau gelar kehormatan seperti "Malaŋkuśeśwara", "Puteśwara", dan "Śilābhedeśwara" juga mencerminkan sistem kehormatan dan struktur kekuasaan yang ada pada masa itu. Prasasti ini memberikan gambaran tentang peran dan fungsi para pemimpin atau bangsawan dalam mengelola wilayah, memberikan anugerah, dan menjaga tatanan sosial.   

Meskipun sebagian informasi dalam teks masih memerlukan interpretasi lebih lanjut, prasasti ini memberikan kita jendela ke masa lalu yang memungkinkan kita untuk memahami sebagian dari budaya, kehidupan sosial, dan struktur kekuasaan pada saat itu. Meskipun prasasti ini mungkin hanya merupakan potongan kecil dari sejarah yang lebih besar, tetapi ia memiliki nilai penting sebagai bukti fisik yang menghubungkan kita dengan warisan budaya dan sejarah nenek moyang kita.   

Dengan demikian, Prasasti Mantyasih mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan dan memahami warisan budaya yang ada dalam prasasti-prasasti kuno. Mereka adalah saksi bisu perjalanan peradaban kita dan mengandung potensi untuk mengungkap lebih banyak tentang cerita dan kehidupan masa lalu yang telah membentuk identitas kita hari ini.  

________________________________________________________________________ 

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________ 


DAFTAR PUSTAKA :  WikipediaGoogleAmin Cool TeknikTeknisi AC

PRASASTI KLURAK PENINGGALAN KERAJAAN MATARAM KUNO

________________________________________________________________________

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi

Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________

Ilustrasi Prasasti Pen-dingin



Peninggalan sejarah telah lama menjadi jendela penting yang menghubungkan kita dengan masa lampau, membantu kita memahami akar budaya, peradaban, dan perjalanan manusia melalui zaman. Prasasti-prasasti kuno merupakan saksi bisu dari peristiwa-peristiwa bersejarah dan nilai-nilai yang mengarahkan perjalanan manusia. Dalam konteks ini, Prasasti Klurak adalah salah satu artefak bersejarah yang tak ternilai harganya, menghadirkan informasi tentang kerajaan dan kehidupan masyarakat pada masa silam. Melalui penelusuran yang mendalam terhadap prasasti ini, kita dapat merasakan denyut nadi masa lalu dan mengungkap cerita-cerita yang tersembunyi di balik batu dan aksara. Dalam bab ini, kita akan memandang lebih dekat Prasasti Klurak, mengenali latar belakangnya, dan memahami pentingnya artifak ini dalam konteks sejarah Indonesia.

Sejarah adalah jejak langkah peradaban manusia yang mengantarkan kita untuk memahami bagaimana peristiwa masa lalu membentuk dunia yang kita tempati hari ini. Dalam usahanya untuk merekam dan menyampaikan cerita-cerita zaman, manusia telah menciptakan peninggalan-peninggalan fisik yang menjadi saksi bisu perjalanan waktu. Prasasti Klurak adalah salah satu contoh penting dari peninggalan bersejarah ini, yang membuka pintu pandangan ke dalam kehidupan masyarakat dan kerajaan pada masa lalu.

Prasasti Klurak, sebuah artifak yang berasal dari zaman Kerajaan Mataram Kuno, membawa kita ke alam sejarah yang kaya dan bermakna. Terletak di Desa Klurak, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Indonesia, prasasti ini mengundang kita untuk memahami nilai-nilai, kebijakan pemerintahan, dan kerangka sosial pada masa itu. Melalui aksara Kawi yang indah, prasasti ini merangkum cerita tentang pembangunan candi sebagai bentuk penghormatan terhadap dewa-dewa, serta penunjukan tanggung jawab kepada pejabat-pejabat tertentu dalam melaksanakan tugas tersebut.

Dalam kesempatan ini, kita akan menjelajahi awal mula Prasasti Klurak, mengungkap betapa pentingnya artifak ini sebagai jendela yang membuka dunia kerajaan dan agama pada masa silam. Dengan mengenali latar belakangnya, kita dapat memahami konteks di mana prasasti ini ditemukan, serta mengapresiasi keindahan serta kearifan yang terkandung di dalamnya. Prasasti Klurak bukan sekadar sepotong batu dengan tulisan kuno, tetapi juga potongan kisah yang menggambarkan perjalanan manusia di masa lampau, dan memberi kita pelajaran yang relevan untuk masa kini.



________________________________________________________________________

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi

Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________

 

Ditemukannya Prasasti Klurak

Prasasti Klurak adalah sebuah harta peninggalan yang ditemukan di tempat yang tidak hanya memiliki nilai arkeologis, tetapi juga keindahan yang mengagumkan. Penemuan ini tidak hanya sekadar mengungkap sebuah prasasti, tetapi juga mengungkapkan cerita tentang dedikasi manusia terhadap agama dan budaya pada masa silam.

Prasasti Klurak ditemukan di Desa Klurak, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Indonesia. Pada tahun 1885, seorang ahli arkeologi bernama Dr. J. Brandes pertama kali menemukan prasasti ini di dekat  Candi Lumbung, sebuah kompleks candi Buddha yang terletak di kawasan tersebut. Candi Lumbung sendiri telah lama menjadi bukti kuat tentang pengaruh agama Hindu-Buddha dalam budaya dan seni rupa Indonesia kuno.

Dalam konteks penemuan, Prasasti Klurak ditemukan melekat pada salah satu dinding candi. Keberadaannya yang terkait erat dengan candi menunjukkan bahwa prasasti ini memiliki hubungan yang mendalam dengan tempat suci tersebut. Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang tujuan awal candi dan mengapa prasasti ini ditempatkan di sana.

Penemuan Prasasti Klurak menjadi sebuah pintu masuk menuju memahami tindakan pemerintahan, kebijakan agama, dan pentingnya tempat suci dalam masyarakat pada masa itu. Prasasti ini bukan sekadar tulisan di atas batu, tetapi jejak berharga dari perjalanan sejarah yang membawa kita melintasi zaman dan memperkaya pemahaman kita tentang kehidupan dan budaya di masa lalu.

 

________________________________________________________________________

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi

Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________




Berikut ini adalah isi Prasasti Kelurak:

(1) Prinsip Kebuddhaan Jayalokegwara yang Tidak Bisa Dihancurkan! Prinsip Kebuddhaan Jayabhadregvara yang Tak Terganggu! Prinsip Kebuddhaan dari Jayavigve-gvara! Prinsip tak tergoyahkan dari Kebuddhaan Jaya ….. gvara!

(2) Sembah Lokega, Tuhan Dunia, megah bersinar di semua titik kompas, Lokegvara, Amita-bha, Penguasa Dunia, berani menyeret dahi

(3) Sebagian besar tidak terbaca. Perlindungan Lokegvara yang disebutkan dalam ayat sebelumnya tampaknya telah dimohonkan terlebih dahulu. takut (bhayabhita) melakukan kesalahan

(4) Oleh orang-orang benar, oleh-tetangga-pria-dan-sabar (?), Oleh-penaklukan-atas-dunia-penguasa-kepahlawanan-diperoleh – memiliki, orang-orang baik penghancur kafir, lakukan untuk kepentingan orang lain terus-menerus-penuh kasih-untuk-demi-orang lain …. oleh dia, permata keluarga Cailendra, penuh keagungan, debu yang kaki padma-nya disembah … oleh raja yang bertekad ini bernama Indra ditopang bumi

(6) Melalui dia, perhiasan dari …, dipenuhi dengan belas kasih saat melihat dunia, menjadi penyelamat dunia ….

(7) Olehnya, yang anggota tubuhnya yang waras telah dibersihkan oleh debu dari kaki padma guru negeri Gaudi…………

(8) Manjucri ini dibuat oleh …. guru dari sang pangeran dibesarkan demi dunia.

(9) ….. Manjughosa ….. Pilar Kemuliaan.

(15) Dia, pembawa Vajra, yang termasyhur, adalah brahma, Visnu dan Maheswara; Dia adalah Tuhan, terdiri dari semua dewa dan dinyanyikan sebagai Manjuvac.

(16) (Ini) Manjucrl di sini memberikan perlindungan atas tempat ini (?) Dan atas properti orang lain (?)

(17) Pohon harapan muda dari Kali (yuga), yang akarnya adalah pengertian (?), Batang welas asih, cabang-cabangnya. kesabaran, dedaunan.

(18) Dia, Tarksya, Manjurava, yang menghilangkan semua ketakutan, (melatih) perlindungan dalam kegelapan.

(19) Saya meminta semua penguasa masa depan dengan perilaku penuh kasih dan melalui ini …dari bhrtkumara (Manjucri) dilindungi.

(20) Hanya nama Ćri Sanggramadhanamjaya.

 

Prasasti Klurak tidak hanya sekadar tumpukan aksara kuno di atas batu, melainkan juga memuat pesan yang mengungkapkan kebijakan, nilai-nilai, dan tujuan yang lebih dalam dari pemerintah dan masyarakat pada masa itu. Penempatan prasasti ini di tempat suci, serta kata-kata yang diukir, memberikan wawasan yang kaya tentang makna dan fungsi di balik penciptaan prasasti ini oleh penguasa pada zamannya.

Pembangunan tempat-tempat suci memiliki signifikansi spiritual dan sosial yang kuat dalam masyarakat pada masa itu. Prasasti Klurak, dengan mengandung perintah untuk membangun tempat suci, menunjukkan keterlibatan aktif pemerintah dalam mendukung dan memelihara praktik keagamaan. Penguasa mengambil peran penting dalam mempromosikan hubungan dengan dunia spiritual, memberikan dukungan dan otoritas kepada praktek-praktek keagamaan dalam masyarakat.

 

Legitimasi Kekuasaan

Fungsi lain dari prasasti semacam Prasasti Klurak adalah untuk memperkuat legitimasi kekuasaan penguasa pada masa itu. Melalui tindakan penguasa untuk membangun tempat suci dan mengabadikannya dalam prasasti, mereka menegaskan posisi mereka sebagai pemimpin yang mendukung dan memfasilitasi hubungan antara masyarakat dan dewa-dewa. Ini juga menciptakan narasi bahwa penguasa memiliki dukungan rohaniah yang kuat, memberikan dasar keagamaan untuk otoritas mereka.

 

Pentingnya Penghargaan Terhadap Dewa

Prasasti Klurak mencerminkan pentingnya menghormati dan memuja dewa-dewa dalam kehidupan sehari-hari. Pembangunan tempat suci sebagai tindakan penghormatan yang formal dan diabadikannya dalam prasasti menunjukkan rasa pengabdian kepada dunia spiritual. Dalam kerangka sosial yang terpengaruh oleh agama Hindu-Buddha, tindakan ini membantu menjaga keseimbangan rohaniah dan masyarakat.

 

Pengaruh Agama dalam Kebijakan Pemerintahan

Kebijakan pemerintahan pada masa itu sering kali sangat terpengaruh oleh nilai-nilai agama. Dengan mendukung pembangunan tempat-tempat suci, penguasa pada zamannya juga memperkuat pengaruh agama dalam kebijakan pemerintahan mereka. Prasasti Klurak adalah bukti konkret bagaimana agama tidak hanya menjadi komponen penting dalam budaya, tetapi juga dalam pemerintahan dan administrasi.

Prasasti Klurak, dalam esensinya, merupakan jendela yang mengungkapkan kerumitan tindakan dan tujuan penguasa pada masa itu. Makna dan fungsi di balik prasasti ini mencerminkan hubungan yang kuat antara agama, pemerintahan, dan masyarakat. Penempatan prasasti di tempat suci dan isi pesan yang diukirnya menggambarkan upaya penguasa untuk membangun legitimasi, memperkuat pengaruh agama, dan menghormati nilai-nilai rohaniah dalam peradaban mereka. Dalam mengamati Prasasti Klurak, kita tidak hanya memahami peran prasasti sebagai catatan sejarah, tetapi juga sebagai sarana untuk menyampaikan pesan yang mendalam tentang peran agama dalam pembentukan masyarakat dan pemerintahan pada masa silam.

 

Penutup

Pada akhir perjalanan melalui jejak sejarah Prasasti Klurak, kita dapat merenung tentang kekayaan peninggalan masa lalu dan makna yang mereka bawa bagi dunia kita saat ini. Prasasti ini bukan sekadar sepotong aksara di atas batu, tetapi pencerita yang mengungkapkan cerita tentang agama, kebijakan pemerintahan, dan tatanan sosial pada zamannya.

Melalui penempatan Prasasti Klurak di tempat suci, penguasa pada masa itu menegaskan komitmen mereka terhadap nilai-nilai agama dan hubungan spiritual. Prasasti ini juga membuktikan betapa pentingnya dukungan pemerintah dalam menjaga dan mempromosikan praktik-praktik keagamaan dalam masyarakat. Pembangunan tempat suci, yang diabadikan dalam prasasti, tidak hanya memiliki makna religius, tetapi juga memiliki konsekuensi sosial dan politik yang mendalam.

Dalam konteks yang lebih luas, Prasasti Klurak adalah cerminan bagaimana peradaban masa lalu sangat dipengaruhi oleh agama dan bagaimana agama memainkan peran penting dalam kebijakan dan struktur sosial pada masa itu. Melalui prasasti ini, kita dapat memahami betapa kuatnya ikatan antara spiritualitas dan kehidupan sehari-hari, serta peran pemerintah dalam menjaga keseimbangan ini.

Prasasti Klurak tidak hanya menyampaikan pesan dari masa silam, tetapi juga mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga dan menghormati peninggalan sejarah. Dengan mendalami arti dan konteks prasasti ini, kita dapat mengapresiasi warisan budaya yang berharga dan memperkaya pemahaman kita tentang perkembangan sejarah, keagamaan, dan sosial di Indonesia. Dalam menghormati dan memahami perjalanan masa lalu, kita juga menghormati dan memahami diri kita sendiri dalam konteks sejarah yang lebih luas.

Catatan Kaki :


________________________________________________________________________

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi

Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________




KERAJAAN MATARAM KUNO NUSANTARA

________________________________________________________________________

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi

Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________

ilustrasi Prasasti Pen-dingin

Kerajaan Mataram Kuno adalah sebuah kerajaan Hindu-Buddha yang berkuasa di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada abad ke-8 hingga abad ke-10. Kerajaan ini didirikan oleh Sanjaya pada tahun 732 M. Pusat pemerintahan kerajaan ini semula berada di Medang, yang terletak di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Pada tahun 929 M, pusat pemerintahan kerajaan ini dipindahkan ke Daha, yang terletak di daerah Kediri, Jawa Timur.
 
Kerajaan Mataram Kuno adalah salah satu kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berdiri di Indonesia. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-7 dan berpusat di Jawa Tengah. Kerajaan Mataram Kuno mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-9 di bawah pemerintahan Raja Rakai Pikatan. Pada masa kejayaannya, Kerajaan Mataram Kuno menguasai wilayah yang sangat luas, meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara.
 
Kerajaan Mataram Kuno memiliki dua dinasti yang saling berkuasa, yaitu dinasti Sanjaya dan dinasti Syailendra. Dinasti Sanjaya adalah dinasti Hindu, sedangkan dinasti Syailendra adalah dinasti Buddha. Pada awalnya, kerajaan ini bercorak Hindu, tetapi pada masa pemerintahan Rakai Pikatan (840-890 M), kerajaan ini mulai bercorak Buddha.
 
Kerajaan Mataram Kuno mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dan Dyah Balitung (900-939 M). Pada masa ini, kerajaan ini berhasil menaklukkan wilayah-wilayah di sekitarnya, seperti Bali, Kalimantan, dan Sumatra. Kerajaan ini juga berhasil menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan di luar Jawa, seperti Cina, India, dan Srilanka.
 
Kerajaan Mataram Kuno mengalami kemunduran pada masa pemerintahan Dharmawangsa Teguh (985-1006 M). Pada masa ini, kerajaan ini dilanda oleh berbagai bencana, seperti gempa bumi, banjir, dan wabah penyakit. Pada tahun 1006 M, kerajaan ini diserang oleh Kerajaan Sriwijaya dan mengalami kehancuran.
 
Kerajaan Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan terbesar dan terkuat di Indonesia pada masanya. Kerajaan ini telah memberikan banyak sekali peninggalan yang masih dapat kita lihat hingga saat ini, seperti candi-candi, prasasti, dan kitab-kitab. Peninggalan-peninggalan tersebut menjadi bukti kebesaran Kerajaan Mataram Kuno dan menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia.
 
Berikut adalah beberapa peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang masih dapat kita lihat hingga saat ini:
 
Candi Borobudur
Candi Prambanan
Candi Sewu
Candi Kalasan
Candi Plaosan
Candi Mendut
Candi Pawon
Prasasti Canggal
Prasasti Kalasan
Prasasti Klurak
Prasasti Mantyasih
Prasasti Karangtengah
Kitab Ramayana
Kitab Arjuna Wiwaha
Kitab Mahabarata
 
Candi Borobudur merupakan salah satu candi terbesar di dunia dan merupakan salah satu keajaiban dunia. Candi ini dibangun pada abad ke-9 dan merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang paling terkenal. Candi Borobudur dibangun sebagai tempat pemujaan Buddha dan merupakan salah satu situs Buddha terbesar di dunia.
 
Candi Prambanan merupakan salah satu candi Hindu terbesar di Indonesia dan merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang paling terkenal. Candi ini dibangun pada abad ke-9 dan merupakan salah satu situs Hindu terbesar di Indonesia. Candi Prambanan dibangun sebagai tempat pemujaan Syiwa dan Durga
 
Peninggalan-peninggalan tersebut merupakan bukti kebesaran Kerajaan Mataram Kuno dan menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia.
 
Kerajaan Mataram Kuno runtuh pada abad ke-10 akibat serangan dari Kerajaan Sriwijaya. Namun, peninggalan-peninggalannya masih dapat kita lihat hingga saat ini dan menjadi bukti kejayaan Kerajaan Mataram Kuno.
 
Kerajaan Mataram Kuno mengalami kemunduran pada masa pemerintahan Raja Dharmawangsa Teguh (985-1006 M). Pada tahun 1006 M, Kerajaan Mataram Kuno mengalami serangan dari Kerajaan Sriwijaya. Serangan ini menyebabkan kehancuran ibu kota Kerajaan Mataram Kuno, yaitu Medang. Setelah kehancuran Medang, Kerajaan Mataram Kuno mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh pada tahun 1045 M.
 
Berikut adalah daftar raja-raja Kerajaan Mataram Kuno:
 
Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760 M)
Rakai Panangkaran (760-780 M)
Rakai Panunggalan/Dharmatungga (780-800 M)
Rakai Warak/Indra (Syailendra) (800-820 M)
Rakai Garung/Samaratungga (820-840 M)
Rakai Pikatan (840-850 M)
Rakai Kayuwangi (850-898 M)
Rakai Watuhumalang (898-901 M)
Rakai Dyah Balitung (901-910 M)
Rakai Watukura Dyah Balitung (910-924 M)
Rakai Watungga Dyah Tulodong (924-929 M)
Rakai Hino Sri Isyana (Mpu Sindok) (929-947 M)
Sri Lokapala (947-949 M)
Sri Isyanatunggawijaya (949-985 M)
Makutawangsawardhana (985-991 M)
Dharmawangsa Teguh (991-1006 M)
Sri Samaratungga (1006-1016 M)
Sri Wisnuwardhana (1016-1045 M)


________________________________________________________________________

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi

Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________

 
Nilai – nilai yang dapat diambil dari sejarah Kerajaan Mataram Kuno
 
Kerajaan Mataram Kuno adalah salah satu entitas pemerintahan yang menonjol di kepulauan Nusantara pada masa lampau. Merupakan salah satu kerajaan terbesar di wilayah Jawa, Mataram Kuno memiliki peran penting dalam perkembangan sejarah, budaya, dan agama di wilayah tersebut. Artikel ini akan menguraikan latar belakang, perkembangan, ciri khas, serta warisan Kerajaan Mataram Kuno.
 
Latar Belakang Sejarah :
 
Kerajaan Mataram Kuno berdiri di wilayah Jawa Tengah, Indonesia, dengan pusat pemerintahan yang terletak di kawasan yang sekarang dikenal sebagai Kota Yogyakarta. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-8 hingga ke-10 Masehi, tetapi jejak keberadaannya telah terbentang sejak zaman purbakala.
 
Perkembangan :
 
1. Zaman Purbakala : Jejak awal Kerajaan Mataram Kuno dapat dilacak hingga masa prasejarah, dengan peninggalan arkeologi seperti candi-candi dan artefak yang menjadi bukti adanya aktivitas budaya dan pemerintahan. Zaman ini juga melihat pengaruh Hindu-Buddha pertama di wilayah ini.
 
2. Masa Kejayaan : Pada abad ke-8, Kerajaan Mataram Kuno mengalami periode kejayaan di bawah pemerintahan Raja Sanjaya. Pada masa ini, pengaruh Hindu-Buddha semakin kuat, terlihat dari pembangunan candi-candi monumental seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
 
3. Pengaruh Budaya dan Agama : Kerajaan Mataram Kuno menjadi pusat penyebaran agama Hindu-Buddha di wilayah Jawa. Candi Borobudur, sebagai monumen Buddha terbesar di dunia, merupakan bukti monumental dari keberagaman budaya dan agama yang berkembang pada masa itu.
 
4. Perubahan Dinasti : Setelah periode Sanjaya, kerajaan ini mengalami perubahan dinasti, seperti dinasti Syailendra dan Wangsa Sanjaya. Setiap dinasti membawa perubahan dalam dinamika politik dan budaya, mengukuhkan posisi Mataram Kuno sebagai salah satu pusat kekuasaan terpenting di Asia Tenggara.
 
5. Pergeseran Pusat Kekuasaan : Pada abad ke-10, pusat kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno berpindah ke Jawa Timur, di bawah pemerintahan Raja Airlangga. Meskipun pusat kekuasaan berpindah, pengaruh budaya Mataram Kuno tetap terasa kuat di wilayah Jawa.
 
Ciri Khas dan Warisan :
 
1. Arsitektur Megah : Salah satu ciri khas utama Kerajaan Mataram Kuno adalah arsitektur megah dari candi-candi monumentalnya, seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Arsitektur ini menggabungkan elemen Hindu dan Buddha, mencerminkan toleransi agama pada masa itu.
 
2. Keberagaman Budaya : Mataram Kuno menjadi simbol keberagaman budaya dan agama di Indonesia. Pengaruh India, Tiongkok, dan berbagai kerajaan lain di Asia Tenggara tercermin dalam seni, bahasa, dan adat istiadatnya.
 
3. Penyebaran Agama dan Pendidikan : Kerajaan ini memainkan peran penting dalam penyebaran agama Hindu-Buddha dan pendidikan di wilayah Jawa. Candi-candi monumental tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan.
 
4. Pentingnya Kedamaian : Kekuasaan Mataram Kuno didukung oleh upaya mempertahankan perdamaian dan stabilitas dalam wilayahnya. Ini membantu menciptakan iklim yang kondusif untuk perkembangan budaya dan agama.
 
Penutup
 
Kerajaan Mataram Kuno adalah sebuah entitas bersejarah yang kaya akan budaya, agama, dan pencapaian. Warisan yang ditinggalkannya dalam bentuk candi-candi monumental dan pengaruh budayanya masih dapat ditemukan dan diapresiasi hingga saat ini. Sebagai salah satu kerajaan terpenting dalam sejarah Nusantara, Kerajaan Mataram Kuno mengajarkan kita tentang pentingnya keragaman budaya, perdamaian, dan keberlanjutan warisan sejarah.

________________________________________________________________________

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi

Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________

DAFTAR PUSTAKA :  WikipediaGoogleAmin Cool TeknikTeknisi AC