Belajar Membaca Sejarah Service Pendingin AC dirumah dengan gaya sendiri - Kami menerima Jasa Cuci AC dan Service AC dan Perbaikan AC Rusak dengan Teknisi Terpercaya.
PRASASTI KARANG TENGAH PENINGGALAN KERAJAAN MATARAM KUNO
PRASASTI dan PRASASTI Indonesia
PRASASTI KALASAN PENINGGALAN KERAJAAN MATARAM KUNO
________________________________________________________________________
Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp
________________________________________________________________________
Prasasti Kalasan adalah sebuah prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang ditemukan di Desa Kalasan, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Prasasti ini ditemukan pada tahun 1882 oleh seorang Belanda bernama J.L.A. Brandes.
Prasasti Kalasan terbuat dari batu andesit berukuran panjang 67 cm, lebar 46 cm, dan tebal 12 cm. Isi prasasti ini ditulis menggunakan aksara Pranagari atau Siddham, dan berbahasa Sanskerta.
Prasasti Kalasan ditulis dalam bahasa Sansekerta dan aksara Jawa Kuno. Prasasti ini terdiri dari 12 baris dan berisi tentang pendirian Candi Kalasan oleh Rakai Panangkaran, raja dari Wangsa Sailendra.
Prasasti Kalasan ditulis dalam bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa. Prasasti ini terdiri dari 12 baris dan berisi tentang pendirian candi Kalasan oleh Raja Dyah Pancapana Kariyana Panamkarana. Candi Kalasan dibangun untuk pemujaan Dewi Tara, salah satu dewi dalam agama Buddha.
Candi Kalasan didirikan pada tahun 778 Masehi untuk memuliakan Dewi Tara, salah satu dewi dalam agama Buddha. Candi ini dibangun di atas tanah yang telah dipersembahkan oleh Rakai Panangkaran kepada para pendeta Buddha.
Prasasti Kalasan merupakan salah satu prasasti penting yang memberikan informasi tentang sejarah Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini juga merupakan bukti bahwa agama Buddha telah berkembang di Indonesia pada abad ke-8 Masehi.
Prasasti Kalasan adalah prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang ditemukan di Kalasan, Yogyakarta, Indonesia. Prasasti ini ditulis dalam bahasa Sanskerta dan aksara Jawa Kuno, dan berangka tahun 778 Masehi. Prasasti ini dikeluarkan oleh Raja Rakai Panangkaran, yang merupakan raja dari Dinasti Syailendra.
Prasasti Kalasan merupakan salah satu prasasti terpenting dalam sejarah Indonesia. Prasasti ini merupakan bukti bahwa agama Buddha telah berkembang pesat di Jawa pada abad ke-8 Masehi. Prasasti ini juga merupakan bukti bahwa Kerajaan MataramKuno telah menjalin hubungan yang baik dengan India.
Mengungkap Kekayaan Budaya dan Keagamaan Kerajaan Mataram
Prasasti Kalasan adalah salah satu peninggalan bersejarah yang menarik dan penting dalam memahami peran agama dan kebudayaan pada masa lampau. Prasasti ini memiliki nilai sejarah yang tinggi karena mencerminkan pengaruh agama Hindu-Buddha dan kebijakan pemerintahan di dalam Kerajaan Mataram Kuno. Terletak di desa Kalasan, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Prasasti Kalasan menyajikan wawasan yang berharga tentang masa lalu yang kaya dan kompleks.
Penemuan dan Konteks
Prasasti Kalasan ditemukan pada tahun 778 Masehi oleh seorang petani di daerah yang dikenal sebagai Candi Kalasan. Candi Kalasan adalah salah satu candi Buddha yang megah dan indah, dan prasasti ini ditemukan di salah satu dinding candi. Candi Kalasan sendiri adalah bukti arkeologis penting tentang keagungan arsitektur dan seni rupa Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti Kalasan ditulis dalam bahasa Jawa Kuno menggunakan aksara Kawi.
Tujuan dan Isi Prasasti Kalasan
Prasasti Kalasan memiliki tujuan yang berkaitan erat dengan agama, kebijakan pemerintahan, dan hubungan internasional pada masa itu:
1. Pengabdian kepada Dewa Wisnu : Prasasti Kalasan didirikan sebagai tanda pengabdian kepada Dewa Wisnu. Isi prasasti mencatat tentang pembangunan candi sebagai tempat penyembahan dan penghormatan kepada Dewa Wisnu, salah satu dewa utama dalam agama Hindu. Candi Kalasan dipersembahkan untuk Dewa Wisnu dan permaisurinya, Lakshmi.
2. Pengaruh Agama dan Kebijakan : Prasasti Kalasan mencerminkan pentingnya agama Hindu-Buddha dalam kehidupan masyarakat pada masa itu. Pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno mengambil peran aktif dalam mendukung dan memelihara agama-agama ini, serta membangun tempat-tempat suci seperti Candi Kalasan.
3. Hubungan Internasional : Prasasti Kalasan juga mencatat kunjungan seorang raja Sriwijaya yang bernama Sri Sanjaya. Ini menunjukkan adanya hubungan diplomatik antara Kerajaan MataramKuno dengan kerajaan-kerajaan lain, seperti Sriwijaya, yang merupakan kekuatan maritim di wilayah Nusantara pada saat itu.
Pentingnya Prasasti Kalasan
Prasasti Kalasan memberikan wawasan yang berharga tentang perkembangan keagamaan, budaya, dan hubungan internasional pada masa lampau. Berikut beberapa aspek pentingnya:
1. Warisan Arsitektur dan Seni : Candi Kalasan sebagai tempat prasasti berada adalah salah satu contoh indah dari arsitektur dan seni rupa pada masa Hindu-Buddha. Keindahannya mencerminkan keahlian seniman dan kemajuan budaya Kerajaan Mataram Kuno.
2. Pentingnya Agama : Prasasti ini menyoroti pentingnya agama dalam membentuk tatanan sosial dan politik pada masa itu. Agama Hindu-Buddha bukan hanya keyakinan, tetapi juga elemen integral dalam struktur kekuasaan dan pemerintahan.
3. Bukti Hubungan Diplomatik : Referensi terhadap kunjungan raja Sriwijaya mengungkapkan kompleksitas hubungan diplomatis antara kerajaan-kerajaan di wilayah tersebut. Ini menegaskan pentingnya diplomasi dan perdagangan dalam menjalin kerjasama antara kerajaan-kerajaan.
________________________________________________________________________
Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp
________________________________________________________________________
Berikut ini adalah alih aksara Prasasti Kalasan :
1. Namo bhagavatyai āryātārāyai yā tārayatyamitaduḥkhabhavādbhimagnaṃ lokaṃ vilokya vidhivattrividhair upayaiḥ Sā vaḥ surendranaralokavibhūtisāraṃ tārā diśatvabhimataṃ jagadekatārā
2. āvarjya mahārājaṃ dyāḥ pañcapaṇaṃ paṇaṃkaraṇāṃ Śailendra rājagurubhis tārābhavanaṃ hi kāritaṃ śrīmat
3. gurvājñayā kŗtajñais tārādevī kŗtāpi tad bhavanaṃ vinayamahāyānavidāṃ bhavanaṃ cāpyāryabhikṣūṇāṃ
4. pangkuratavānatīripanāmabhir ādeśaśastribhīrājñaḥ Tārābhavanaṃ kāritamidaṃ mapi cāpy āryabhiksūṇam
5. rājye pravarddhamāne rājñāḥ śailendravamśatilakasya śailendrarajagurubhis tārābhavanaṃ kŗtaṃ kŗtibhiḥ
6. śakanŗpakālātītair varṣaśataiḥ saptabhir mahārājaḥ akarod gurupūjārthaṃ tārābhavanaṃ paṇamkaraṇaḥ
7. grāmaḥ kālasanāmā dattaḥ saṃghāyā sākṣiṇaḥ kŗtvā pankuratavānatiripa desādhyakṣān mahāpuruṣān
8. bhuradakṣineyam atulā dattā saṃghāyā rājasiṃhena śailendrarajabhūpair anuparipālyārsantatyā
9. sang pangkurādibhih sang tāvānakādibhiḥ sang tīripādibhiḥ pattibhiśca sādubhiḥ, api ca,
10. sarvān evāgāminaḥ pārthivendrān bhūyo bhūyo yācate rājasiṃhaḥ, sāmānyoyaṃ dharmmasetur narānāṃ kāle kāle pālanīyo bhavadbhiḥ
11. anena puṇyena vīhārajena pratītya jāta arthavibhāgavijñāḥ bhavantu sarve tribhavopapannā janājinānām anuśsanajñāḥ
12. kariyānapaṇaṃkaraṇaḥ śrimān abhiyācate bhāvinŗpān, bhūyo bhūyo vidhivad vīhāraparipālan ārtham iti.
Berikut ini adalah alih bahasa Prasasti Kalasan
1. Hormat untuk Bhagavatī Ārya Tārā setelah melihat makhluk-makhluk di dunia yang tenggelam dalam kesengsaraan, ia menyeberangkan (dengan) Tiga Pengetahuan yang benar, Ia Tārā yang menjadi satu-satunya bintang pedoman arah di dunia dan (tempat) dewa-dewa.
2. Sebuah bangunan suci untuk Tārā yang indah benar-benar telah disuruh buat oleh guru-guru raja Śailendra, setelah memperoleh persetujuan Mahārāja Dyāh Pancapana Panamkarana
3. Dengan perintah guru, sebuah bangunan suci untuk Tārā telah didirikan, dan demikian pula sebuah bangunan untuk para bhiksu yang mulia ahli dalam ajaran Mahāyana, telah didirikan oleh para ahli
4. Bangunan suci Tārā dan demikian juga itu (bangunan) milik para bhiksu yang mulia telah disuruh dirikan oleh para pejabat raja, yang disebut Pangkur, Tawan, dan Tirip.
5. Sebuah bangunan suci Tārā telah didirikan oleh guru-guru raja Śailendra di kerajaan Permata Wangsa Śailendra yang sedang tumbuh
6. Mahārāja Panangkarana mendirikan bangunan suci Tārā untuk menghormati guru pada tahun Śaka yang telah berjalan 700 tahun
7. Desa bernama Kalasa telah diberikan untuk Samgha setelah memanggil para saksi orang-orang terkemuka penguasa desa yaitu Pangkur, Tawan, Tirip
8. Sedekah “bhura” yang tak ada bandingannya diberikan untuk Sangha oleh “raja yang bagaikan singa” (rājasimha-) oleh raja-raja dari wangsa Śailendra dan para penguasa selanjutnya berganti-ganti
9. Oleh para Pangkur dan pengikutnya, sang Tawan dan pengikutnya, sang Tirip dan pengikutnya, oleh para prajurit, dan para pemuka agama, kemudian selanjutnya,
10. “Raja bagaikan singa” (rājasimhah) minta berulang-ulang kepada raja-raja yang akan datang supaya Pengikat Dharma agar dilindungi oleh mereka yang ada selama-lamanya
11. Baiklah, dengan menghibahkan wihara, segala pengetahuan suci, Hukum Sebab Akibat, dan kelahiran di tiga dunia (sesuai) ajaran Buddha, dapat dipahami
12. Kariyana Panangkarana minta berulang-ulang kepada yang mulia raja-raja yang akan datang senantiasa melindungi wihara yang penting ini sesuai peraturan.
Berikut adalah isi dari Prasasti Kalasan:
"Pada tahun Saka 700, pada hari ke-15 bulan Waisakha, Rakai Panangkaran, raja dari Wangsa Sailendra, mendirikan Candi Kalasan untuk memuliakan Dewi Tara. Candi ini dibangun di atas tanah yang telah dipersembahkan oleh Rakai Panangkaran kepada para pendeta Buddha. Rakai Panangkaran juga memerintahkan agar dilakukan upacara pemujaan kepada Dewi Tara setiap tahun pada hari ke-15 bulan Waisakha. Upacara pemujaan ini harus dilakukan oleh semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, kaya maupun miskin. Orang yang tidak mengikuti upacara pemujaan ini akan dihukum oleh Dewi Tara. Rakai Panangkaran juga memerintahkan agar dibangun sebuah vihara di dekat Candi Kalasan. Vihara ini harus menjadi tempat tinggal bagi para pendeta Buddha. Rakai Panangkaran berharap agar Candi Kalasan dan vihara ini dapat menjadi tempat yang suci dan damai bagi umat Buddha."
Prasasti Kalasan merupakan salah satu peninggalan penting Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini memberikan banyak informasi tentang sejarah, budaya, dan agama Indonesia pada masa itu.
Saksi Kejayaan dan Kekayaan Budaya Kerajaan Mataram
Prasasti Kalasan adalah sebuah artefak sejarah yang ditemukan di Candi Kalasan, sebuah candi Buddha yang terletak di Desa Kalibening, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Indonesia. Candi Kalasan sendiri merupakan salah satu dari candi-candi yang megah dan mengesankan yang berasal dari masa Kerajaan Mataram Kuno.
Prasasti Kalasan ditemukan pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran, seorang raja yang memerintah dalam lingkup Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-8 Masehi. Raja ini memiliki kebijakan yang mendukung pengembangan agama dan budaya, terutama agama Hindu-Buddha yang berkembang pesat pada masa itu.
Prasasti Kalasan memiliki makna yang mendalam dalam konteks sejarah, agama, dan hubungan antar-kerajaan :
Prasasti ini menggarisbawahi pentingnya agama Hindu-Buddha dalam kehidupan masyarakat pada masa itu. Candi Kalasan bukan hanya tempat pemujaan, tetapi juga sebagai wujud komitmen penguasa terhadap pengembangan agama dan tempat beribadah bagi para bhikkhu.
Selain itu, referensi terhadap kunjungan raja Sriwijaya menunjukkan bahwa Kerajaan Mataram Kuno memiliki jaringan hubungan yang luas dengan kerajaan-kerajaan tetangga. Ini juga menunjukkan peran diplomasi dan perdagangan dalam menjalin hubungan erat antar-kerajaan.
Secara keseluruhan, Prasasti Kalasan menggambarkan gambaran hidup pada masa lalu, bagaimana agama dan budaya memainkan peran sentral dalam kehidupan masyarakat, dan bagaimana hubungan internasional dapat memengaruhi perkembangan suatu kerajaan. Prasasti ini menjadi bukti penting warisan budaya dan sejarah Indonesia yang berharga.
Kesimpulan
Prasasti Kalasan adalah sebuah jendela menuju masa lalu yang kaya dan berwarna dari Kerajaan Mataram Kuno. Melalui prasasti ini, kita memahami pentingnya agama dalam membentuk identitas dan kebijakan pemerintahan, serta kompleksitas hubungan internasional pada masa itu. Candi Kalasan dan Prasasti Kalasan menjadi bukti konkret warisan budaya, seni, dan agama yang tetap relevan dalam sejarah dan perkembangan budaya Indonesia. Sebagai salah satu peninggalan bersejarah yang menakjubkan, Prasasti Kalasan terus menginspirasi pemahaman kita tentang perjalanan panjang peradaban Indonesia.
________________________________________________________________________
Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp
________________________________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA : Wikipedia, Google, Amin Cool Teknik, Teknisi AC
PRASASTI CANGGAL PENINGALAN KERAJAAN MATARAM KUNO
________________________________________________________________________
Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp
________________________________________________________________________
PRASASTI CANGGAL
Prasasti Canggal adalah prasasti peninggalan
Kerajaan Mataram Kuno yang ditemukan di lereng Gunung Wukir, tepatnya di Desa
Canggal, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Prasasti ini
ditemukan pada tahun 1879 oleh seorang Belanda bernama J.L.A. Brandes.
Prasasti Canggal ditulis dalam bahasa
Sanskerta dan aksara Pallawa. Prasasti ini terdiri dari 12 baris dan berisi
tentang pendirian Lingga di atas bukit Sthirangga oleh Raja Sanjaya. Lingga
adalah simbol Dewa Siwa, salah satu dewa utama dalam agama Hindu.
Prasasti Canggal merupakan prasasti tertua
yang ditemukan di Indonesia. Prasasti ini juga merupakan prasasti pertama yang
menggunakan angka tahun. Prasasti Canggal berangka tahun 654 Saka atau 732
Masehi.
Prasasti Canggal memiliki fungsi yang penting
dalam sejarah Indonesia. Prasasti ini merupakan bukti bahwa Kerajaan Mataram
Kuno telah berdiri pada abad ke-8 Masehi. Prasasti ini juga merupakan bukti
bahwa agama Hindu telah berkembang di Indonesia pada masa itu.
Berikut adalah isi asli dari Prasasti Canggal :
(1) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka
deva śrī sanjayaḥ
(2) śrī śrī saṃhāyaka deva śrī sanjayaḥ śrī
śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka deva śrī sanjayaḥ
(3) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka
deva śrī sanjayaḥ
(4) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka
deva śrī sanjayaḥ
(5) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka
deva śrī sanjayaḥ
(6) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka
deva śrī sanjayaḥ
(7) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka
deva śrī sanjayaḥ
(8) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka
deva śrī sanjayaḥ
(9) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka
deva śrī sanjayaḥ
(10) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka
deva śrī sanjayaḥ
(11) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka
deva śrī sanjayaḥ
(12) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka
deva śrī sanjayaḥ
Berikut adalah isi dalam Bahasa Indonesia dari Prasasti Canggal:
(1). Dalam tahun Saka 654, pada hari ke-15 bulan Waisakha, Raja
Sanjaya, yang telah diberkati oleh para dewa, mendirikan lingga di atas bukit
Sthirangga.
(2). Lingga ini adalah simbol Dewa Siwa, yang merupakan pelindung
alam semesta dan umat manusia.
(3). Raja Sanjaya juga memerintahkan agar dilakukan upacara
pemujaan kepada Dewa Siwa setiap tahun pada hari ke-15 bulan Waisakha.
(4). Upacara pemujaan ini harus dilakukan oleh semua orang, baik
laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, kaya maupun miskin.
(5). Orang yang tidak mengikuti upacara pemujaan ini akan dihukum
oleh Dewa Siwa.
(6). Raja Sanjaya juga memerintahkan agar dibangun sebuah candi di
atas bukit Sthirangga.
(7). Candi ini harus dibangun dengan indah dan megah.
(8). Candi ini harus menjadi tempat pemujaan bagi Dewa Siwa dan
juga menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi Raja Sanjaya.
(9). Raja Sanjaya juga memerintahkan agar rakyatnya hidup rukun
dan damai.
(10). Raja Sanjaya juga memerintahkan agar rakyatnya bekerja keras
dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
(11). Raja Sanjaya juga memerintahkan agar rakyatnya berbakti
kepada Dewa Siwa dan kepada para leluhur mereka.
(12). Raja Sanjaya berharap agar rakyatnya dapat hidup bahagia dan
sejahtera di dunia ini dan di akhirat.
Berikut
adalah ringkasan dari Prasasti Canggal :
"Dalam tahun Saka 654, pada hari ke-15
bulan Waisakha, Raja Sanjaya, yang telah diberkati oleh para dewa, mendirikan
lingga di atas bukit Sthirangga. Lingga ini adalah simbol Dewa Siwa, yang
merupakan pelindung alam semesta dan umat manusia. Raja Sanjaya juga
memerintahkan agar dilakukan upacara pemujaan kepada Dewa Siwa setiap tahun
pada hari ke-15 bulan Waisakha."
Prasasti Canggal merupakan salah satu
peninggalan penting Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini memberikan banyak
informasi tentang sejarah, budaya, dan agama Indonesia pada masa itu.
________________________________________________________________________
Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp
________________________________________________________________________
Penemuan Prasasti Canggal: Memahami Fungsi dan Isi Sejarahnya
Prasasti Canggal merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang
sangat penting dalam memahami perkembangan kerajaan dan kebudayaan di Indonesia
pada masa lampau. Prasasti ini ditemukan di Desa Canggal, Kecamatan Secang,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Penemuan ini telah memberikan wawasan yang
berharga tentang sistem pemerintahan, agama, dan masyarakat pada masa itu.
Penemuan dan Konteks
Prasasti Canggal ditemukan pada tahun 732 Masehi oleh seorang
petani di area persawahan. Prasasti ini adalah prasasti batu yang dituliskan
dalam bahasa Jawa Kuno menggunakan aksara Kawi. Prasasti Canggal ditemukan
dalam kondisi yang cukup baik, meskipun beberapa bagian telah mengalami
kerusakan akibat perubahan cuaca dan usia. Penemuan ini secara signifikan
berkontribusi terhadap pemahaman kita tentang masa lalu.
Fungsi Prasasti Canggal
Prasasti Canggal memiliki beberapa fungsi yang penting dalam
konteks sosial, politik, dan agama pada masa itu:
1. Pemberitahuan Penting : Prasasti Canggal berfungsi
sebagai media untuk menyampaikan pemberitahuan penting kepada masyarakat luas.
Isi prasasti mencatat tentang peristiwa penting seperti pemberian wewenang
pemerintahan kepada keluarga bangsawan. Hal ini menunjukkan bahwa prasasti
digunakan untuk menjaga stabilitas pemerintahan dan memastikan agar semua pihak
terinformasi tentang perubahan kekuasaan.
2. Pencatatan Sejarah : Prasasti Canggal juga berfungsi
sebagai alat pencatatan sejarah. Isi prasasti menggambarkan garis keturunan
para pemimpin dan rincian sejarah keluarga kerajaan. Ini membantu generasi
berikutnya memahami asal-usul kerajaan dan pentingnya garis keturunan dalam
konteks politik pada masa itu.
3. Legitimasi Kekuasaan: Isi prasasti memberikan legitimasi
hukum bagi penguasa baru dengan mengacu pada ikatan keluarga dan peran leluhur.
Hal ini membantu memperkuat posisi penguasa baru di mata masyarakat dan
bangsawan.
Isi Prasasti Canggal
Prasasti Canggal berisi keterangan yang menggambarkan peralihan
kekuasaan dan garis keturunan. Isi prasasti secara umum terdiri dari
bagian-bagian berikut:
1. Sambutan Awal: Prasasti dimulai dengan pengantar yang memberikan salam kepada
berbagai dewa dan roh yang dihormati pada waktu itu.
2. Pengenalan Penguasa : Prasasti mencatat nama dan gelar raja yang memerintah pada saat
itu.
3. Pengumuman Pemberian Wewenang : Salah satu bagian paling penting
adalah pengumuman tentang pemberian wewenang kepada penguasa baru. Ini mungkin
mencakup perpindahan hak istimewa dan tanggung jawab pemerintahan dari penguasa
sebelumnya kepada penguasa baru.
4. Rincian Keluarga Kerajaan : Prasasti Canggal juga mencantumkan garis keturunan penguasa dan
hubungan keluarga di antara mereka. Hal ini membantu menegaskan kedudukan
penguasa baru sebagai bagian dari garis keturunan yang sah.
5. Akhir Sambutan: Prasasti biasanya diakhiri dengan harapan akan kebahagiaan dan
keberuntungan bagi penguasa baru serta masyarakat pada umumnya.
Kesimpulan
________________________________________________________________________
Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp
________________________________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA : Wikipedia, Google, Amin Cool Teknik, Teknisi AC