PRASASTI KARANG TENGAH PENINGGALAN KERAJAAN MATARAM KUNO

________________________________________________________________________

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________


PRASASTI KAYUMWUNGAN

Prasasti Karangtengah adalah prasasti berbahasa Jawa Kuno yang ditemukan di Karangtengah, Temanggung, Jawa Tengah. Prasasti ini berangka tahun 824 Saka (902 Masehi) dan dikeluarkan oleh Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra. Prasasti ini ditulis dalam huruf Jawa Kuno dan bahasa Sanskerta.

Prasasti Karangtengah ditemukan pada tahun 1896 oleh seorang petani bernama Ki Kertodrono. Prasasti ini ditemukan di sebuah ladang yang terletak di desa Karangtengah, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Prasasti ini terbuat dari batu andesit dan berbentuk persegi panjang. Prasasti ini berukuran panjang 110 cm, lebar 70 cm, dan tebal 20 cm.

Prasasti Karangtengah berisi tentang pembangunan sebuah candi yang bernama Jinalaya oleh Raja Samaratungga. Candi Jinalaya di sebut juga kuil jain dibangun untuk mengenang Raja Indra dari Wangsa Syailendra yang meninggal pada tahun 782 Masehi. Prasasti ini juga menyebutkan tentang pemberian hadiah berupa tanah dan ternak kepada para pendeta Buddha yang akan tinggal di Candi Jinalaya.

Prasasti Karangtengah ditemukan dalam keadaan rusak. Prasasti ini terdiri dari lima fragmen, yaitu fragmen a, fragmen b, fragmen c, fragmen d, dan fragmen e. Fragmen a adalah bagian terbesar dari prasasti ini. Fragmen b, fragmen c, fragmen d, dan fragmen e merupakan bagian-bagian yang lebih kecil. Namun bagian a, c dan d sudah tidak di temukan lagi, bagian c sempat dialih bahasakan oleh J.G de Casparis.

Prasasti Karangtengah ditulis dengan menggunakan aksara Jawa Kuno dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini terdiri dari 25 baris tulisan. Tulisan pada prasasti Karangtengah sangat indah dan halus.

Berikut isi naskah prasasti Karangtengah

 

svasti śakavarṣātīta 746 jyeṣṭamāsa daśami krĕṣṇapakṣa tunglai umanis vrĕhaspativāra tatkāla rakarayān (patapā)

Svasti Śakavarṣātīta 746 : "Svasti", yang biasanya merupakan ungkapan keberuntungan atau doa. "Śakavarṣātīta" mengacu pada tahun dalam kalender Saka, dan "746" mungkin menunjukkan tahun dalam perhitungan tersebut.

Jyeṣṭamāsa Daśami Krĕṣṇapakṣa : Ini mungkin merujuk pada bulan dan tanggal dalam kalender Hindu. "Jyeṣṭamāsa" adalah bulan Jyeshta, sementara "Daśami Krĕṣṇapakṣa" mengacu pada tanggal kesepuluh dalam fase gelap bulan.

Tunglai Umanis Vrĕhaspativāra  :  mungkin sistem penanggalan. "Tunglai" mungkin merujuk pada "Saturday" (Sabtu), "Umanis" merujuk pada salah satu nama hari dalam kalender Bali, dan "Vrĕhaspativāra" mengacu pada hari kamis atau hari Jupiter dalam kalender Hindu.

Tatkāla Rakarayān (Patapā) : Ini mungkin mengacu pada tindakan atau keadaan tertentu yang terkait dengan "Rakarayān". "Patapā" mungkin merupakan istilah atau konsep yang membutuhkan konteks lebih lanjut untuk diartikan dengan benar.

 

“Pada tahun baik 746 era Saka, pada hari kesepuluh dari dua minggu gelap bulan Jyestha, Kamis Tunglai Umanis, pada waktu itu, Rakarayan (Patapana).”

 

n pu palar sang laki-laki pu palar anakabi mavaiḥ savaḥ sīma arikiva luang ing babadan lmaḥ ri ...

n Pu Palar Sang Laki-laki Pu Palar Anakabi Mavaiḥ : Bagian ini mencantumkan nama individu atau gelar seperti "Pu Palar Sang Laki-laki" dan "Pu Palar Anakabi Mavaiḥ". "Pu" mungkin merujuk pada hubungan atau gelar tertentu.

Savaḥ Sīma Arikiva Luang Ing Babadan Lmaḥ Ri ... :  Ini mungkin merujuk pada tindakan atau penjelasan terkait dengan wilayah yang disebut "Savaḥ Sīma Arikiva Luang Ing Babadan Lmaḥ Ri ...". "Savaḥ Sīma" bisa merujuk pada batas atau perbatasan wilayah, sementara "Arikiva Luang Ing Babadan Lmaḥ Ri" mungkin merujuk pada deskripsi lebih lanjut yang mungkin memerlukan konteks lebih lanjut.

Fakta bahwa Pu Palar mampu menyumbangkan tanah kepada sekelompok orang menunjukkan bahwa ia adalah orang kaya dan berpengaruh. Letak tanah tersebut di tengah hutan menunjukkan bahwa tanah tersebut tidak terlalu berharga, namun tetap dianggap sebagai aset yang berharga. Fakta bahwa prasasti tersebut ditulis dalam bahasa Jawa Kuno menunjukkan bahwa masyarakat Jawa pada masa itu melek huruf dan memiliki budaya yang canggih.

k viniḥnya ha 3 i kisir lmaḥ ri kayumvungan viniḥnya ha 1 vha 1 sāntvi karung lmaḥ ri ptir viniḥnya ha 6 ing kaliru ...

K Viniḥnya Ha 3 I Kisir Lmaḥ Ri Kayumvungan : Ini mungkin merujuk pada alokasi atau pembagian wilayah di sekitar "Kisir Lmaḥ Ri Kayumvungan" dalam jumlah 3 bagian ("ha 3").

Viniḥnya Ha 1 Vha 1 Sāntvi Karung Lmaḥ Ri Ptir : Ini mungkin merujuk pada alokasi atau pembagian wilayah di sekitar "Sāntvi Karung Lmaḥ Ri Ptir" dalam jumlah 1 bagian ("ha 1" atau "vha 1").

Viniḥnya Ha 6 Ing Kaliru ... : Ini mungkin merujuk pada alokasi atau pembagian wilayah di sekitar "Kaliru" dalam jumlah 6 bagian ("ha 6").

Namun, meskipun informasi ini memberikan gambaran awal tentang pembagian wilayah, informasi lebih lanjut tentang apa yang mungkin dimaksud dengan "Kisir Lmaḥ Ri Kayumvungan", "Sāntvi Karung Lmaḥ Ri Ptir", dan "Kaliru", serta konteks budaya dan sejarah pada saat itu, akan membantu memberikan interpretasi yang lebih akurat.

 

n viniḥnya hat 3 ing kuling viniḥnya ha 3 lmaḥ ri tri haji ekapiṇḍa viniḥnya ha 16 vha 1 tatra sākṣī si ravan si ...

n Viniḥnya Hat 3 Ing Kuling : Ini mungkin mengacu pada alokasi atau pembagian wilayah di sekitar "Kuling" dalam jumlah 3 bagian ("hat 3").

Viniḥnya Ha 3 Lmaḥ Ri Tri Haji Ekapiṇḍa : Ini mungkin merujuk pada alokasi atau pembagian wilayah di sekitar "Tri Haji Ekapiṇḍa" dalam jumlah 3 bagian ("ha 3").

Viniḥnya Ha 16 Vha 1 Tatra Sākṣī Si Ravan Si ... : Ini mungkin merujuk pada alokasi atau pembagian wilayah di sekitar "Tatra" dengan jumlah 16 bagian ("ha 16" atau "vha 1"). "Sākṣī Si Ravan Si ..." mungkin merupakan nama individu atau gelar yang berhubungan dengan wilayah tersebut.

Namun, seperti sebelumnya, interpretasi yang lebih tepat dan mendalam memerlukan informasi lebih lanjut tentang konteks sejarah, geografis, atau budaya pada saat itu.

 

siḥ vinaiḥ takurang yu 1 sisim 1 suhan-suhan 1 si maṇḍakṣa sang lua paṇḍak anak banua i ji..

"Siḥ" kemungkinan merujuk pada individu tertentu atau suatu wilayah.

"Vinaiḥ Takurang Yu" mungkin mengacu pada alokasi atau pembagian wilayah untuk individu atau entitas tersebut.

 "1 Sisim 1 Suhan-Suhan" mungkin merujuk pada pembagian wilayah dalam jumlah tertentu.

"Si Maṇḍakṣa Sang Lua Paṇḍak Anak Banua I Ji" tampaknya berisi serangkaian nama atau gelar yang merujuk pada individu atau entitas yang terlibat dalam pembagian wilayah.

 

takurang yu 1 simsim 1 tasintanamu sang kaniryyan anak banva i valingbing vatak si ... ...

"Takurang Yu" mungkin mengacu pada alokasi atau pembagian wilayah untuk individu atau entitas yang disebutkan.

"1 Simsim 1 Tasintanamu" mungkin merujuk pada pembagian wilayah dalam jumlah tertentu.

"Sang Kaniryyan Anak Banva I Valingbing Vatak Si ..." tampaknya berisi serangkaian nama atau gelar yang merujuk pada individu atau entitas yang terlibat dalam pembagian wilayah.

 

1 vadvā sang makudur kinon umadagga sang anak banva magavai ri havuryyan ra ... ...

"1 Vadvā" mungkin merujuk pada alokasi atau pembagian wilayah dalam jumlah 1 bagian.

"Sang Makudur" mungkin merujuk pada individu atau entitas tertentu.

"Kinon Umadagga Sang Anak Banva Magavai Ri Havuryyan Ra ..." tampaknya berisi serangkaian nama atau gelar yang merujuk pada individu atau entitas yang terlibat dalam pembagian wilayah.

 

karhyang vinaiḥ takurang yu 1 si bahas rama ni mai... ... vi ..

"Karhyang Vinaiḥ Takurang Yu" mungkin merujuk pada alokasi atau pembagian wilayah untuk individu atau entitas yang disebutkan.

"1 Si Bahas Rama Ni Mai..." mungkin merujuk pada pembagian wilayah dalam jumlah 1 bagian dan merujuk pada individu dengan gelar "Bahas Rama Ni Mai...".

 

kalima si habak .. ...

 ....... hlai 1 kalamvi 1 punukan 1 su-

________________________________________________________________________

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________

 

 ....... maňjan rama ni pagar vinaiḥ takurang yu 1 juru si jati rama ni svara vinaiḥ

"Maňjan Rama Ni Pagar" mungkin merujuk pada individu atau entitas tertentu yang terkait dengan wilayah atau pembagian tersebut.

"Vinaiḥ Takurang Yu 1" mungkin merujuk pada alokasi atau pembagian wilayah dalam jumlah 1 bagian.

"Juru Si Jati Rama Ni Svara Vinaiḥ" mungkin merujuk pada individu dengan gelar "Juru Si Jati Rama Ni Svara" yang terlibat dalam pembagian wilayah.

 

takurang yu 1 i sukun si madhava rama ni bhavana vinaiḥ takurang yu 1 i varingin juru si laňcang rama

"Takurang Yu 1" mungkin merujuk pada alokasi atau pembagian wilayah dalam jumlah 1 bagian.

"I Sukun Si Madhava Rama Ni Bhavana" mungkin merujuk pada individu dengan gelar "Sukun Si Madhava Rama Ni Bhavana" yang terlibat dalam pembagian wilayah.

 

ni nari vinaiḥ takurang yu 1 i vuatan kalima si mangga rama ni napal vinaiḥ takurang yu 1 i paṇḍa

"Ni Nari" mungkin merujuk pada individu atau entitas tertentu yang terkait dengan wilayah atau pembagian tersebut.

"Vinaiḥ Takurang Yu 1" mungkin merujuk pada alokasi atau pembagian wilayah dalam jumlah 1 bagian.

"I Vuatan Kalima Si Mangga Rama Ni Napal Vinaiḥ" mungkin merujuk pada individu dengan gelar "Vuatan Kalima Si Mangga Rama Ni Napal" yang juga terlibat dalam pembagian wilayah.

"I Paṇḍa" mungkin merujuk pada individu dengan gelar "Paṇḍa" yang juga terlibat dalam pembagian wilayah.

 

kyan juru si rindang rama ni gunung vinaiḥ takurang yu 1 i ptir juru si vikrama rama ni dhara vinaiḥ takurang

Kyan Juru Si Rindang Rama Ni Gunung Vinaiḥ Takurang Yu 1 :

"Kyan Juru Si Rindang Rama Ni Gunung" mungkin merujuk pada individu dengan gelar "Juru Si Rindang Rama Ni Gunung" yang terlibat dalam wilayah atau pembagian tersebut.

"Vinaiḥ Takurang Yu 1" merujuk pada alokasi atau pembagian wilayah dalam jumlah 1 bagian.

I Ptir Juru Si Vikrama Rama Ni Dhara Vinaiḥ Takurang :

"I Ptir Juru Si Vikrama Rama Ni Dhara" mungkin merujuk pada individu dengan gelar "Juru Si Vikrama Rama Ni Dhara" yang juga terlibat dalam wilayah atau pembagian tersebut.

"Vinaiḥ Takurang" mungkin mengacu pada alokasi atau pembagian wilayah.

 

yu 1 rama si pingul rama ni ambari vinaiḥ takurang yu 1 kalima si kunvurama rama ni taji vinaiḥ takurang yu

Yu 1 Rama Si Pingul Rama Ni Ambari Vinaiḥ Takurang Yu 1 :

"Yu 1" mengacu pada alokasi atau pembagian wilayah dalam jumlah 1 bagian.

"Rama Si Pingul Rama Ni Ambari" merujuk pada individu dengan gelar "Rama Si Pingul Rama Ni Ambari" yang terlibat dalam wilayah atau pembagian tersebut.

"Vinaiḥ Takurang Yu 1" kembali merujuk pada alokasi atau pembagian wilayah dalam jumlah 1 bagian.

Kalima Si Kunvurama Rama Ni Taji Vinaiḥ Takurang Yu :

"Kalima Si Kunvurama Rama Ni Taji" mungkin merujuk pada individu dengan gelar "Kalima Si Kunvurama Rama Ni Taji" yang juga terlibat dalam wilayah atau pembagian tersebut.

"Vinaiḥ Takurang Yu" kemungkinan merujuk pada alokasi atau pembagian wilayah.

 

1 putiḥ hlai 1 kalambi 1 punukan 1 suhan-suhan 1 i lua-paṇḍak kalima si kalap rama ni nanta vi-

1 Putiḥ Hlai 1 Kalambi 1 Punukan 1 Suhan-Suhan 1 I Lua-Paṇḍak :

"1 Putiḥ" mungkin merujuk pada alokasi atau pembagian wilayah dalam jumlah 1 bagian.

"Hlai 1 Kalambi 1 Punukan 1 Suhan-Suhan 1" tampaknya merujuk pada beberapa jenis wilayah atau pembagian dalam jumlah yang ditentukan.

"I Lua-Paṇḍak" mungkin merujuk pada individu dengan gelar "Lua-Paṇḍak" yang terlibat dalam wilayah atau pembagian tersebut.

Kalima Si Kalap Rama Ni Nanta Vi- :

"Kalima Si Kalap Rama Ni Nanta" mungkin merujuk pada individu dengan gelar "Kalima Si Kalap Rama Ni Nanta" yang juga terlibat dalam wilayah atau pembagian tersebut.

 

naiḥ takurang yu 1 putiḥ hlai 1 kalamvi 1 punukan 1 suhan-suhan 1 juru si danaka rama ni dara vinaiḥ

Naiḥ Takurang Yu 1 Putiḥ Hlai 1 Kalamvi 1 Punukan 1 Suhan-Suhan 1 :

"Naiḥ Takurang Yu 1" kemungkinan merujuk pada alokasi atau pembagian wilayah dalam jumlah 1 bagian.

"Putiḥ Hlai 1 Kalamvi 1 Punukan 1 Suhan-Suhan 1" tampaknya merujuk pada beberapa jenis wilayah atau pembagian dalam jumlah yang ditentukan.

Juru Si Danaka Rama Ni Dara Vinaiḥ :

"Juru Si Danaka Rama Ni Dara" mungkin merujuk pada individu dengan gelar "Juru Si Danaka Rama Ni Dara" yang terlibat dalam wilayah atau pembagian tersebut.

 

takurang yu 1 parvuvus si hrĕm rama nyavak vinaiḥ takurang yu 1 i tri haji rama si paňca rama ni tīrtha vinaiḥ takurang yu 1 si-

Takurang Yu 1 Parvuvus Si Hrĕm Rama Nyavak Vinaiḥ :

"Takurang Yu 1" mungkin merujuk pada alokasi atau pembagian wilayah dalam jumlah 1 bagian.

"Parvuvus Si Hrĕm Rama Nyavak" mungkin merujuk pada individu dengan gelar "Parvuvus Si Hrĕm Rama Nyavak" yang terlibat dalam wilayah atau pembagian tersebut.

"Vinaiḥ" mungkin mengacu pada alokasi atau pembagian wilayah.

Takurang Yu 1 I Tri Haji Rama Si Paňca Rama Ni Tīrtha Vinaiḥ :

"Takurang Yu 1" kembali merujuk pada alokasi atau pembagian wilayah dalam jumlah 1 bagian.

"I Tri Haji Rama Si Paňca Rama Ni Tīrtha" mungkin merujuk pada individu dengan gelar "Tri Haji Rama Si Paňca Rama Ni Tīrtha" yang juga terlibat dalam wilayah atau pembagian tersebut.

"Vinaiḥ" kembali mengacu pada alokasi atau pembagian wilayah.

 

lih juru si śangkara rama ni carmi vinaiḥ takurang yu 1 parvuvus si gunung rama ni rasal vinaiḥ takurang yu 1 parvuvus

"Lih Juru Si Śangkara Rama Ni Carmi" mungkin merujuk pada individu dengan gelar "Juru Si Śangkara Rama Ni Carmi" yang terlibat dalam wilayah atau pembagian tersebut.

"Vinaiḥ" kemungkinan mengacu pada alokasi atau pembagian wilayah.

"Takurang Yu 1" kembali merujuk pada alokasi atau pembagian wilayah dalam jumlah 1 bagian.

"Parvuvus Si Gunung Rama Ni Rasal" mungkin merujuk pada individu dengan gelar "Parvuvus Si Gunung Rama Ni Rasal" yang juga terlibat dalam wilayah atau pembagian tersebut.

 

Dari catatan diatas, terlihat bahwa teks tersebut berisi tentang pembagian atau alokasi wilayah yang melibatkan berbagai individu atau entitas dengan gelar-gelar tertentu. Mereka terlibat dalam pembagian wilayah dalam jumlah 1 bagian, dan setiap individu memiliki gelar atau gelar unik yang mengidentifikasikan mereka dalam konteks ini. Gelar-gelar ini mungkin merujuk pada posisi, jabatan, atau mungkin pengaruh mereka dalam proses pembagian wilayah.

Dalam kesimpulan umum, teks ini terlihat sebagai bagian dari catatan historis atau administratif yang mencatat proses alokasi wilayah atau pembagian tanggung jawab pada masa lalu. Interpretasi yang lebih mendalam dan konteks yang lebih kaya akan membantu mengungkapkan makna dan implikasi sebenarnya dari teks ini.

 

Kesimpulan ini dan isi artikel ini hanya sebatas karangan dari sedikit utak atik kata. 

silahkan ambil yang baiknya saja.

 

________________________________________________________________________

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________

 

DAFTAR PUSTAKA :  WikipediaGoogleAmin Cool TeknikTeknisi AC

PRASASTI dan PRASASTI Indonesia

________________________________________________________________________

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________

 

PRASASTI adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tulisan atau ukiran yang terdapat pada permukaan batu, logam, atau benda-benda lainnya. Prasasti biasanya mengandung informasi tentang sejarah, kebudayaan, agama, kebijakan pemerintahan, dan berbagai hal lainnya yang relevan dengan masa di mana prasasti itu dibuat.

 

Prasasti memiliki peran penting dalam memahami dan merekonstruksi sejarah masa lalu. Mereka adalah sumber data primer yang memberikan wawasan langsung tentang periode tertentu dalam sejarah manusia. Berikut beberapa hal yang di ketahui tentang istilah prasasti:

 

Isi Informasi : Prasasti dapat mengandung informasi tentang pemerintahan, raja-raja, kerajaan, perang, agama, sistem sosial, budaya, hukum, perdagangan, dan aspek penting lainnya dari masyarakat pada masa itu.

Bahasa dan Aksara : Prasasti dapat ditulis dalam berbagai bahasa dan aksara, tergantung pada periode dan tempat pembuatannya. Contohnya, prasasti-prasasti di Indonesia kuno umumnya ditulis dalam bahasa Jawa Kuno dan menggunakan aksara Kawi.

Penempatan : Prasasti sering kali ditempatkan di tempat-tempat penting seperti candi, kuil, atau monumen. Penempatan ini bisa memberikan informasi tentang tujuan dan makna dari prasasti tersebut.

Kegunaan : Prasasti memiliki berbagai tujuan, termasuk untuk menyampaikan pesan resmi, memperingati peristiwa penting, mencatat sumbangan atau pembangunan, dan mengabadikan aspek keagamaan.

Sumber Sejarah : Prasasti menjadi salah satu sumber utama dalam penelitian sejarah, membantu para sejarawan memahami konteks dan peristiwa yang terjadi pada masa lalu.

Dekripsi Visual : Beberapa prasasti juga memiliki elemen visual seperti gambar atau ukiran yang mendukung isi teks dan memberikan gambaran tentang budaya seni rupa pada saat itu.

Penanggalan : Prasasti sering kali mengandung tanggal pembuatan atau peristiwa yang dicatat, yang membantu dalam penanggalan kronologis.

 

Dengan mempelajari prasasti-prasasti, para ahli sejarah dapat mengungkapkan lebih banyak tentang kehidupan dan peradaban masa lalu, serta membangun pemahaman yang lebih lengkap tentang aspek-aspek budaya dan sosial dalam masyarakat kuno.

 

Mengapa prasasti !? .....

Pada masa lalu, penggunaan prasasti untuk mendokumentasikan sejarah memiliki beberapa alasan yang melibatkan konteks sosial, teknologi, dan budaya dari masa tersebut :

Tersedianya Materi : Kertas, seperti yang kita kenal saat ini, tidak ada pada masa kuno. Bahan yang lebih umum tersedia seperti batu, logam, dan kayu lebih cocok untuk membuat prasasti.

Daya Tahan : Prasasti yang diukir pada batu, logam, atau benda-benda lainnya memiliki daya tahan yang jauh lebih baik daripada kertas atau bahan organik lainnya. Ini memungkinkan pesan dan informasi yang terukir bertahan dalam waktu yang lebih lama.

Status Kehormatan dan Kekuasaan : Pada masa kuno, prasasti sering kali dianggap sebagai bentuk yang agung dan dihormati untuk mengabadikan informasi penting. Prasasti sering digunakan untuk mengenang raja-raja, penguasa, atau peristiwa bersejarah, dan penggunaan bahan yang tahan lama seperti batu memberikan rasa permanen dan kekuasaan.

Keterbatasan Teknologi : Teknologi pencetakan kertas seperti yang kita kenal saat ini tidak ada pada masa kuno. Manusia belum mengembangkan proses pencetakan yang efisien untuk mencetak teks dalam jumlah besar pada media kertas.

Karakteristik Bahasa dan Aksara : Beberapa aksara atau bahasa pada masa kuno mungkin lebih cocok untuk diukir daripada ditulis dengan tinta di atas kertas atau lontar.

Nilai Artistik dan Seni Rupa : Prasasti sering kali diukir dengan seni rupa dan gambar yang menghiasi teks. Ini dapat memberikan aspek estetika dan artistik yang lebih kaya daripada tulisan tinta pada kertas.

Makna Sosial dan Agama : Prasasti sering kali ditempatkan di tempat-tempat suci atau monumen, yang memiliki makna agama dan sosial yang mendalam. Penggunaan prasasti untuk mengabadikan pesan-pesan religius atau tindakan penting memiliki signifikansi khusus dalam konteks budaya.

 

Meskipun prasasti adalah media pilihan untuk mendokumentasikan sejarah pada masa lalu, perkembangan teknologi dan bahan-bahan baru telah mengubah cara kita menyimpan dan mengakses informasi sejarah hari ini. Kertas, buku, lontar, serta media digital dan elektronik telah memungkinkan kita menyimpan dan membagikan pengetahuan dengan cara yang lebih luas dan mudah diakses.

 

________________________________________________________________________

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________
 

Prasasti yang ditemukan di Indonesia dibuat dari berbagai bahan, seperti batu, logam, dan kayu. Prasasti batu biasanya dibuat dari batu andesit atau batu lempung. Prasasti logam biasanya dibuat dari perunggu, besi, atau emas. Prasasti kayu biasanya dibuat dari kayu jati atau kayu ulin.

Bahan yang digunakan untuk membuat prasasti tergantung pada ketersediaan bahan dan tujuan pembuatan prasasti. Prasasti yang dibuat untuk tujuan keagamaan biasanya dibuat dari bahan yang tahan lama, seperti batu atau logam. Prasasti yang dibuat untuk tujuan administratif biasanya dibuat dari bahan yang lebih murah, seperti kayu.

Prasasti yang ditemukan di Indonesia memiliki nilai sejarah yang tinggi. Prasasti-prasasti tersebut dapat memberikan informasi tentang berbagai hal, seperti sejarah kerajaan, agama, budaya, dan bahasa Indonesia. Prasasti-prasasti tersebut juga dapat membantu kita untuk memahami perkembangan Indonesia dari masa ke masa.

Prasasti Hindu-Buddha adalah prasasti yang dibuat oleh masyarakat yang menganut agama Hindu atau Buddha. Prasasti-prasasti ini biasanya berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan agama, seperti sejarah, ajaran, dan tokoh-tokoh agama Hindu atau Buddha. Prasasti Hindu-Buddha pertama kali ditemukan di Indonesia pada abad ke-5 Masehi. Prasasti-prasasti tersebut ditulis dengan menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.

Berikut adalah beberapa contoh prasasti Hindu-Buddha yang ditemukan di Indonesia:

Prasasti Yupa (Kutai)
Prasasti Canggal (Mataram Kuno)
Prasasti Kalasan (Mataram Kuno)
Prasasti Plaosan (Mataram Kuno)
Prasasti Borobudur (Mataram Kuno)
Prasasti-prasasti Hindu-Buddha tersebut memberikan informasi tentang perkembangan agama Hindu dan Buddha di Indonesia, seperti sejarah masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia, penyebaran agama Hindu dan Buddha di Indonesia, dan tokoh-tokoh agama Hindu dan Buddha yang berpengaruh di Indonesia. Prasasti Hindu-Buddha tersebut juga merupakan bukti bahwa agama Hindu dan Buddha telah menjadi agama yang penting di Indonesia sejak abad ke-5 Masehi.

Prasasti Hindu-Buddha merupakan sumber informasi penting tentang sejarah, budaya, dan bahasa Indonesia. Prasasti-prasasti tersebut dapat membantu kita untuk memahami perkembangan Indonesia dari masa ke masa. Prasasti-prasasti tersebut juga dapat membantu kita untuk memahami budaya dan bahasa Indonesia.

Penelitian tentang prasasti Hindu-Buddha terus dilakukan oleh para ahli. Penelitian-penelitian tersebut bertujuan untuk mengungkap lebih banyak informasi tentang prasasti-prasasti Hindu-Buddha Indonesia. Penelitian-penelitian tersebut juga bertujuan untuk melestarikan prasasti-prasasti Hindu-Buddha Indonesia agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Nilai dan Pentingnya Prasasti Hindu-Buddha

Prasasti Hindu-Buddha memiliki nilai dan penting yang tinggi bagi Indonesia. Prasasti-prasasti tersebut merupakan sumber informasi penting tentang sejarah, budaya, dan bahasa Indonesia. Prasasti-prasasti tersebut juga merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan.

Berikut adalah beberapa nilai dan pentingnya prasasti Hindu-Buddha:

Sebagai sumber informasi tentang sejarah: Prasasti Hindu-Buddha memberikan informasi tentang berbagai hal, seperti sejarah masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia, penyebaran agama Hindu dan Buddha di Indonesia, tokoh-tokoh agama Hindu dan Buddha yang berpengaruh di Indonesia, dan perkembangan agama Hindu dan Buddha di Indonesia.
Sebagai sumber informasi tentang budaya: Prasasti Hindu-Buddha memberikan informasi tentang budaya dan tradisi Indonesia pada masa lalu. Misalnya, prasasti Hindu-Buddha dapat memberikan informasi tentang pakaian, makanan, rumah, dan alat-alat yang digunakan oleh masyarakat Indonesia pada masa lalu.
Sebagai sumber informasi tentang bahasa: Prasasti Hindu-Buddha memberikan informasi tentang bahasa Indonesia pada masa lalu. Misalnya, prasasti Hindu-Buddha dapat memberikan informasi tentang kosakata, tata bahasa, dan fonetik bahasa Indonesia pada masa lalu.
Sebagai warisan budaya: Prasasti Hindu-Buddha merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan. Prasasti Hindu-Buddha harus dijaga dan dilindungi agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Cara Melestarikan Prasasti Hindu-Buddha

Ada beberapa cara untuk melestarikan prasasti Hindu-Buddha, yaitu:

Melakukan penelitian tentang prasasti Hindu-Buddha: Penelitian tentang prasasti Hindu-Buddha dapat membantu kita untuk mengungkap lebih banyak informasi tentang prasasti-prasasti Hindu-Buddha Indonesia.
Mempublikasikan hasil penelitian tentang prasasti Hindu-Buddha: Hasil penelitian tentang prasasti Hindu-Buddha harus dipublikasikan agar dapat diketahui oleh masyarakat luas.
Menyimpan prasasti Hindu-Buddha di tempat yang aman: Prasasti Hindu-Buddha harus disimpan di tempat yang aman agar tidak rusak atau hilang.
Melakukan pemugaran prasasti Hindu-Buddha: Prasasti Hindu-Buddha yang rusak harus dipugar agar dapat dikembalikan ke kondisi semula.
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya prasasti Hindu-Buddha: Masyarakat harus diajak untuk sadar akan pentingnya prasasti Hindu-Buddha. Masyarakat harus diajak untuk menjaga dan melestarikan prasasti Hindu-Buddha.
Prasasti Hindu-Buddha merupakan peninggalan sejarah yang berharga dari Indonesia. Prasasti Hindu-Buddha harus dijaga dan dilestarikan agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

 
DAFTAR PUSTAKA :  WikipediaGoogleAmin Cool TeknikTeknisi AC
 

________________________________________________________________________

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi
Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________

PRASASTI KALASAN PENINGGALAN KERAJAAN MATARAM KUNO

________________________________________________________________________

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi

Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________

Prasasti Kalasan adalah sebuah prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang ditemukan di Desa Kalasan, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Prasasti ini ditemukan pada tahun 1882 oleh seorang Belanda bernama J.L.A. Brandes.

Prasasti Kalasan terbuat dari batu andesit berukuran panjang 67 cm, lebar 46 cm, dan tebal 12 cm. Isi prasasti ini ditulis menggunakan aksara Pranagari atau Siddham, dan berbahasa Sanskerta.

Prasasti Kalasan ditulis dalam bahasa Sansekerta dan aksara Jawa Kuno. Prasasti ini terdiri dari 12 baris dan berisi tentang pendirian Candi Kalasan oleh Rakai Panangkaran, raja dari Wangsa Sailendra.

Prasasti Kalasan ditulis dalam bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa. Prasasti ini terdiri dari 12 baris dan berisi tentang pendirian candi Kalasan oleh Raja Dyah Pancapana Kariyana Panamkarana. Candi Kalasan dibangun untuk pemujaan Dewi Tara, salah satu dewi dalam agama Buddha.

Candi Kalasan didirikan pada tahun 778 Masehi untuk memuliakan Dewi Tara, salah satu dewi dalam agama Buddha. Candi ini dibangun di atas tanah yang telah dipersembahkan oleh Rakai Panangkaran kepada para pendeta Buddha.

Prasasti Kalasan merupakan salah satu prasasti penting yang memberikan informasi tentang sejarah Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini juga merupakan bukti bahwa agama Buddha telah berkembang di Indonesia pada abad ke-8 Masehi.

Prasasti Kalasan adalah prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang ditemukan di Kalasan, Yogyakarta, Indonesia. Prasasti ini ditulis dalam bahasa Sanskerta dan aksara Jawa Kuno, dan berangka tahun 778 Masehi. Prasasti ini dikeluarkan oleh Raja Rakai Panangkaran, yang merupakan raja dari Dinasti Syailendra.

Prasasti Kalasan merupakan salah satu prasasti terpenting dalam sejarah Indonesia. Prasasti ini merupakan bukti bahwa agama Buddha telah berkembang pesat di Jawa pada abad ke-8 Masehi. Prasasti ini juga merupakan bukti bahwa Kerajaan MataramKuno telah menjalin hubungan yang baik dengan India.


Mengungkap Kekayaan Budaya dan Keagamaan Kerajaan Mataram

Prasasti Kalasan adalah salah satu peninggalan bersejarah yang menarik dan penting dalam memahami peran agama dan kebudayaan pada masa lampau. Prasasti ini memiliki nilai sejarah yang tinggi karena mencerminkan pengaruh agama Hindu-Buddha dan kebijakan pemerintahan di dalam Kerajaan Mataram Kuno. Terletak di desa Kalasan, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Prasasti Kalasan menyajikan wawasan yang berharga tentang masa lalu yang kaya dan kompleks.


Penemuan dan Konteks

Prasasti Kalasan ditemukan pada tahun 778 Masehi oleh seorang petani di daerah yang dikenal sebagai Candi Kalasan. Candi Kalasan adalah salah satu candi Buddha yang megah dan indah, dan prasasti ini ditemukan di salah satu dinding candi. Candi Kalasan sendiri adalah bukti arkeologis penting tentang keagungan arsitektur dan seni rupa Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti Kalasan ditulis dalam bahasa Jawa Kuno menggunakan aksara Kawi.

Tujuan dan Isi Prasasti Kalasan

Prasasti Kalasan memiliki tujuan yang berkaitan erat dengan agama, kebijakan pemerintahan, dan hubungan internasional pada masa itu:

1. Pengabdian kepada Dewa Wisnu : Prasasti Kalasan didirikan sebagai tanda pengabdian kepada Dewa Wisnu. Isi prasasti mencatat tentang pembangunan candi sebagai tempat penyembahan dan penghormatan kepada Dewa Wisnu, salah satu dewa utama dalam agama Hindu. Candi Kalasan dipersembahkan untuk Dewa Wisnu dan permaisurinya, Lakshmi.

2. Pengaruh Agama dan Kebijakan : Prasasti Kalasan mencerminkan pentingnya agama Hindu-Buddha dalam kehidupan masyarakat pada masa itu. Pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno mengambil peran aktif dalam mendukung dan memelihara agama-agama ini, serta membangun tempat-tempat suci seperti Candi Kalasan.

3. Hubungan Internasional : Prasasti Kalasan juga mencatat kunjungan seorang raja Sriwijaya yang bernama Sri Sanjaya. Ini menunjukkan adanya hubungan diplomatik antara Kerajaan MataramKuno dengan kerajaan-kerajaan lain, seperti Sriwijaya, yang merupakan kekuatan maritim di wilayah Nusantara pada saat itu.

Pentingnya Prasasti Kalasan

Prasasti Kalasan memberikan wawasan yang berharga tentang perkembangan keagamaan, budaya, dan hubungan internasional pada masa lampau. Berikut beberapa aspek pentingnya:

1. Warisan Arsitektur dan Seni : Candi Kalasan sebagai tempat prasasti berada adalah salah satu contoh indah dari arsitektur dan seni rupa pada masa Hindu-Buddha. Keindahannya mencerminkan keahlian seniman dan kemajuan budaya Kerajaan Mataram Kuno.

2. Pentingnya Agama : Prasasti ini menyoroti pentingnya agama dalam membentuk tatanan sosial dan politik pada masa itu. Agama Hindu-Buddha bukan hanya keyakinan, tetapi juga elemen integral dalam struktur kekuasaan dan pemerintahan.

3. Bukti Hubungan Diplomatik : Referensi terhadap kunjungan raja Sriwijaya mengungkapkan kompleksitas hubungan diplomatis antara kerajaan-kerajaan di wilayah tersebut. Ini menegaskan pentingnya diplomasi dan perdagangan dalam menjalin kerjasama antara kerajaan-kerajaan.

________________________________________________________________________

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi

Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________


Berikut ini adalah alih aksara Prasasti Kalasan :

1. Namo bhagavatyai āryātārāyai yā tārayatyamitaduḥkhabhavādbhimagnaṃ lokaṃ vilokya vidhivattrividhair upayaiḥ Sā vaḥ surendranaralokavibhūtisāraṃ tārā diśatvabhimataṃ jagadekatārā


2. āvarjya mahārājaṃ dyāḥ pañcapaṇaṃ paṇaṃkaraṇāṃ Śailendra rājagurubhis tārābhavanaṃ hi kāritaṃ śrīmat


3. gurvājñayā kŗtajñais tārādevī kŗtāpi tad bhavanaṃ vinayamahāyānavidāṃ bhavanaṃ cāpyāryabhikṣūṇāṃ


4. pangkuratavānatīripanāmabhir ādeśaśastribhīrājñaḥ Tārābhavanaṃ kāritamidaṃ mapi cāpy āryabhiksūṇam


5. rājye pravarddhamāne rājñāḥ śailendravamśatilakasya śailendrarajagurubhis tārābhavanaṃ kŗtaṃ kŗtibhiḥ


6. śakanŗpakālātītair varṣaśataiḥ saptabhir mahārājaḥ akarod gurupūjārthaṃ tārābhavanaṃ paṇamkaraṇaḥ


7. grāmaḥ kālasanāmā dattaḥ saṃghāyā sākṣiṇaḥ kŗtvā pankuratavānatiripa desādhyakṣān mahāpuruṣān


8. bhuradakṣineyam atulā dattā saṃghāyā rājasiṃhena śailendrarajabhūpair anuparipālyārsantatyā


9. sang pangkurādibhih sang tāvānakādibhiḥ sang tīripādibhiḥ pattibhiśca sādubhiḥ, api ca,


10. sarvān evāgāminaḥ pārthivendrān bhūyo bhūyo yācate rājasiṃhaḥ, sāmānyoyaṃ dharmmasetur narānāṃ kāle kāle pālanīyo bhavadbhiḥ


11. anena puṇyena vīhārajena pratītya jāta arthavibhāgavijñāḥ bhavantu sarve tribhavopapannā janājinānām anuśsanajñāḥ


12. kariyānapaṇaṃkaraṇaḥ śrimān abhiyācate bhāvinŗpān, bhūyo bhūyo vidhivad vīhāraparipālan ārtham iti.


Berikut ini adalah alih bahasa Prasasti Kalasan


1. Hormat untuk Bhagavatī Ārya Tārā setelah melihat makhluk-makhluk di dunia yang tenggelam dalam kesengsaraan, ia menyeberangkan (dengan) Tiga Pengetahuan yang benar, Ia Tārā yang menjadi satu-satunya bintang pedoman arah di dunia dan (tempat) dewa-dewa.


2. Sebuah bangunan suci untuk Tārā yang indah benar-benar telah disuruh buat oleh guru-guru raja Śailendra, setelah memperoleh persetujuan Mahārāja Dyāh Pancapana Panamkarana


3. Dengan perintah guru, sebuah bangunan suci untuk Tārā telah didirikan, dan demikian pula sebuah bangunan untuk para bhiksu yang mulia ahli dalam ajaran Mahāyana, telah didirikan oleh para ahli


4. Bangunan suci Tārā dan demikian juga itu (bangunan) milik para bhiksu yang mulia telah disuruh dirikan oleh para pejabat raja, yang disebut Pangkur, Tawan, dan Tirip.


5. Sebuah bangunan suci Tārā telah didirikan oleh guru-guru raja Śailendra di kerajaan Permata Wangsa Śailendra yang sedang tumbuh


6. Mahārāja Panangkarana mendirikan bangunan suci Tārā untuk menghormati guru pada tahun Śaka yang telah berjalan 700 tahun


7. Desa bernama Kalasa telah diberikan untuk Samgha setelah memanggil para saksi orang-orang terkemuka penguasa desa yaitu Pangkur, Tawan, Tirip


8. Sedekah “bhura” yang tak ada bandingannya diberikan untuk Sangha oleh “raja yang bagaikan singa” (rājasimha-) oleh raja-raja dari wangsa Śailendra dan para penguasa selanjutnya berganti-ganti


9. Oleh para Pangkur dan pengikutnya, sang Tawan dan pengikutnya, sang Tirip dan pengikutnya, oleh para prajurit, dan para pemuka agama, kemudian selanjutnya,


10. “Raja bagaikan singa” (rājasimhah) minta berulang-ulang kepada raja-raja yang akan datang supaya Pengikat Dharma agar dilindungi oleh mereka yang ada selama-lamanya


11. Baiklah, dengan menghibahkan wihara, segala pengetahuan suci, Hukum Sebab Akibat, dan kelahiran di tiga dunia (sesuai) ajaran Buddha, dapat dipahami


12. Kariyana Panangkarana minta berulang-ulang kepada yang mulia raja-raja yang akan datang senantiasa melindungi wihara yang penting ini sesuai peraturan.


Berikut adalah isi dari Prasasti Kalasan:


"Pada tahun Saka 700, pada hari ke-15 bulan Waisakha, Rakai Panangkaran, raja dari Wangsa Sailendra, mendirikan Candi Kalasan untuk memuliakan Dewi Tara. Candi ini dibangun di atas tanah yang telah dipersembahkan oleh Rakai Panangkaran kepada para pendeta Buddha. Rakai Panangkaran juga memerintahkan agar dilakukan upacara pemujaan kepada Dewi Tara setiap tahun pada hari ke-15 bulan Waisakha. Upacara pemujaan ini harus dilakukan oleh semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, kaya maupun miskin. Orang yang tidak mengikuti upacara pemujaan ini akan dihukum oleh Dewi Tara. Rakai Panangkaran juga memerintahkan agar dibangun sebuah vihara di dekat Candi Kalasan. Vihara ini harus menjadi tempat tinggal bagi para pendeta Buddha. Rakai Panangkaran berharap agar Candi Kalasan dan vihara ini dapat menjadi tempat yang suci dan damai bagi umat Buddha."


Prasasti Kalasan merupakan salah satu peninggalan penting Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini memberikan banyak informasi tentang sejarah, budaya, dan agama Indonesia pada masa itu.


 


Saksi Kejayaan dan Kekayaan Budaya Kerajaan Mataram


Prasasti Kalasan adalah sebuah artefak sejarah yang ditemukan di Candi Kalasan, sebuah candi Buddha yang terletak di Desa Kalibening, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Indonesia. Candi Kalasan sendiri merupakan salah satu dari candi-candi yang megah dan mengesankan yang berasal dari masa Kerajaan Mataram Kuno.


Prasasti Kalasan ditemukan pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran, seorang raja yang memerintah dalam lingkup Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-8 Masehi. Raja ini memiliki kebijakan yang mendukung pengembangan agama dan budaya, terutama agama Hindu-Buddha yang berkembang pesat pada masa itu.


 


Prasasti Kalasan memiliki makna yang mendalam dalam konteks sejarah, agama, dan hubungan antar-kerajaan :


Prasasti ini menggarisbawahi pentingnya agama Hindu-Buddha dalam kehidupan masyarakat pada masa itu. Candi Kalasan bukan hanya tempat pemujaan, tetapi juga sebagai wujud komitmen penguasa terhadap pengembangan agama dan tempat beribadah bagi para bhikkhu.


Selain itu, referensi terhadap kunjungan raja Sriwijaya menunjukkan bahwa Kerajaan Mataram Kuno memiliki jaringan hubungan yang luas dengan kerajaan-kerajaan tetangga. Ini juga menunjukkan peran diplomasi dan perdagangan dalam menjalin hubungan erat antar-kerajaan.


Secara keseluruhan, Prasasti Kalasan menggambarkan gambaran hidup pada masa lalu, bagaimana agama dan budaya memainkan peran sentral dalam kehidupan masyarakat, dan bagaimana hubungan internasional dapat memengaruhi perkembangan suatu kerajaan. Prasasti ini menjadi bukti penting warisan budaya dan sejarah Indonesia yang berharga.


 


Kesimpulan


Prasasti Kalasan adalah sebuah jendela menuju masa lalu yang kaya dan berwarna dari Kerajaan Mataram Kuno. Melalui prasasti ini, kita memahami pentingnya agama dalam membentuk identitas dan kebijakan pemerintahan, serta kompleksitas hubungan internasional pada masa itu. Candi Kalasan dan Prasasti Kalasan menjadi bukti konkret warisan budaya, seni, dan agama yang tetap relevan dalam sejarah dan perkembangan budaya Indonesia. Sebagai salah satu peninggalan bersejarah yang menakjubkan, Prasasti Kalasan terus menginspirasi pemahaman kita tentang perjalanan panjang peradaban Indonesia.

________________________________________________________________________

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi

Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________


DAFTAR PUSTAKA :  WikipediaGoogleAmin Cool TeknikTeknisi AC

PRASASTI CANGGAL PENINGALAN KERAJAAN MATARAM KUNO

________________________________________________________________________

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi

Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________


PRASASTI CANGGAL

 

Prasasti Canggal adalah prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang ditemukan di lereng Gunung Wukir, tepatnya di Desa Canggal, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Prasasti ini ditemukan pada tahun 1879 oleh seorang Belanda bernama J.L.A. Brandes.

Prasasti Canggal ditulis dalam bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa. Prasasti ini terdiri dari 12 baris dan berisi tentang pendirian Lingga di atas bukit Sthirangga oleh Raja Sanjaya. Lingga adalah simbol Dewa Siwa, salah satu dewa utama dalam agama Hindu.

Prasasti Canggal merupakan prasasti tertua yang ditemukan di Indonesia. Prasasti ini juga merupakan prasasti pertama yang menggunakan angka tahun. Prasasti Canggal berangka tahun 654 Saka atau 732 Masehi.

Prasasti Canggal memiliki fungsi yang penting dalam sejarah Indonesia. Prasasti ini merupakan bukti bahwa Kerajaan Mataram Kuno telah berdiri pada abad ke-8 Masehi. Prasasti ini juga merupakan bukti bahwa agama Hindu telah berkembang di Indonesia pada masa itu.


Berikut adalah isi asli dari Prasasti Canggal :

(1) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka deva śrī sanjayaḥ

(2) śrī śrī saṃhāyaka deva śrī sanjayaḥ śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka deva śrī sanjayaḥ

(3) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka deva śrī sanjayaḥ

(4) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka deva śrī sanjayaḥ

(5) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka deva śrī sanjayaḥ

(6) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka deva śrī sanjayaḥ

(7) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka deva śrī sanjayaḥ

(8) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka deva śrī sanjayaḥ

(9) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka deva śrī sanjayaḥ

(10) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka deva śrī sanjayaḥ

(11) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka deva śrī sanjayaḥ

(12) śrī śrī mahārājādhirājā śrī śrī saṃhāyaka deva śrī sanjayaḥ

 

Berikut adalah isi dalam Bahasa Indonesia dari Prasasti Canggal:

(1). Dalam tahun Saka 654, pada hari ke-15 bulan Waisakha, Raja Sanjaya, yang telah diberkati oleh para dewa, mendirikan lingga di atas bukit Sthirangga.

(2). Lingga ini adalah simbol Dewa Siwa, yang merupakan pelindung alam semesta dan umat manusia.

(3). Raja Sanjaya juga memerintahkan agar dilakukan upacara pemujaan kepada Dewa Siwa setiap tahun pada hari ke-15 bulan Waisakha.

(4). Upacara pemujaan ini harus dilakukan oleh semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, kaya maupun miskin.

(5). Orang yang tidak mengikuti upacara pemujaan ini akan dihukum oleh Dewa Siwa.

(6). Raja Sanjaya juga memerintahkan agar dibangun sebuah candi di atas bukit Sthirangga.

(7). Candi ini harus dibangun dengan indah dan megah.

(8). Candi ini harus menjadi tempat pemujaan bagi Dewa Siwa dan juga menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi Raja Sanjaya.

(9). Raja Sanjaya juga memerintahkan agar rakyatnya hidup rukun dan damai.

(10). Raja Sanjaya juga memerintahkan agar rakyatnya bekerja keras dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

(11). Raja Sanjaya juga memerintahkan agar rakyatnya berbakti kepada Dewa Siwa dan kepada para leluhur mereka.

(12). Raja Sanjaya berharap agar rakyatnya dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia ini dan di akhirat.

 

Berikut  adalah ringkasan dari Prasasti Canggal :

"Dalam tahun Saka 654, pada hari ke-15 bulan Waisakha, Raja Sanjaya, yang telah diberkati oleh para dewa, mendirikan lingga di atas bukit Sthirangga. Lingga ini adalah simbol Dewa Siwa, yang merupakan pelindung alam semesta dan umat manusia. Raja Sanjaya juga memerintahkan agar dilakukan upacara pemujaan kepada Dewa Siwa setiap tahun pada hari ke-15 bulan Waisakha."

Prasasti Canggal merupakan salah satu peninggalan penting Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini memberikan banyak informasi tentang sejarah, budaya, dan agama Indonesia pada masa itu.

________________________________________________________________________

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi

Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________


Penemuan Prasasti Canggal: Memahami Fungsi dan Isi Sejarahnya

Prasasti Canggal merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang sangat penting dalam memahami perkembangan kerajaan dan kebudayaan di Indonesia pada masa lampau. Prasasti ini ditemukan di Desa Canggal, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Penemuan ini telah memberikan wawasan yang berharga tentang sistem pemerintahan, agama, dan masyarakat pada masa itu.

 

Penemuan dan Konteks

Prasasti Canggal ditemukan pada tahun 732 Masehi oleh seorang petani di area persawahan. Prasasti ini adalah prasasti batu yang dituliskan dalam bahasa Jawa Kuno menggunakan aksara Kawi. Prasasti Canggal ditemukan dalam kondisi yang cukup baik, meskipun beberapa bagian telah mengalami kerusakan akibat perubahan cuaca dan usia. Penemuan ini secara signifikan berkontribusi terhadap pemahaman kita tentang masa lalu.

 

Fungsi Prasasti Canggal

Prasasti Canggal memiliki beberapa fungsi yang penting dalam konteks sosial, politik, dan agama pada masa itu:

 

1. Pemberitahuan Penting : Prasasti Canggal berfungsi sebagai media untuk menyampaikan pemberitahuan penting kepada masyarakat luas. Isi prasasti mencatat tentang peristiwa penting seperti pemberian wewenang pemerintahan kepada keluarga bangsawan. Hal ini menunjukkan bahwa prasasti digunakan untuk menjaga stabilitas pemerintahan dan memastikan agar semua pihak terinformasi tentang perubahan kekuasaan.

 

2. Pencatatan Sejarah : Prasasti Canggal juga berfungsi sebagai alat pencatatan sejarah. Isi prasasti menggambarkan garis keturunan para pemimpin dan rincian sejarah keluarga kerajaan. Ini membantu generasi berikutnya memahami asal-usul kerajaan dan pentingnya garis keturunan dalam konteks politik pada masa itu.

 

3. Legitimasi Kekuasaan: Isi prasasti memberikan legitimasi hukum bagi penguasa baru dengan mengacu pada ikatan keluarga dan peran leluhur. Hal ini membantu memperkuat posisi penguasa baru di mata masyarakat dan bangsawan.

 

Isi Prasasti Canggal

Prasasti Canggal berisi keterangan yang menggambarkan peralihan kekuasaan dan garis keturunan. Isi prasasti secara umum terdiri dari bagian-bagian berikut:

1. Sambutan Awal: Prasasti dimulai dengan pengantar yang memberikan salam kepada berbagai dewa dan roh yang dihormati pada waktu itu.

2. Pengenalan Penguasa : Prasasti mencatat nama dan gelar raja yang memerintah pada saat itu.

3. Pengumuman Pemberian Wewenang : Salah satu bagian paling penting adalah pengumuman tentang pemberian wewenang kepada penguasa baru. Ini mungkin mencakup perpindahan hak istimewa dan tanggung jawab pemerintahan dari penguasa sebelumnya kepada penguasa baru.

4. Rincian Keluarga Kerajaan : Prasasti Canggal juga mencantumkan garis keturunan penguasa dan hubungan keluarga di antara mereka. Hal ini membantu menegaskan kedudukan penguasa baru sebagai bagian dari garis keturunan yang sah.

5. Akhir Sambutan: Prasasti biasanya diakhiri dengan harapan akan kebahagiaan dan keberuntungan bagi penguasa baru serta masyarakat pada umumnya.

 

Kesimpulan

Penemuan Prasasti Canggal memiliki nilai sejarah yang luar biasa dalam memahami perkembangan sosial, politik, dan agama di Indonesia pada masa lalu. Fungsi dan isi prasasti tersebut memberikan wawasan yang berharga tentang sistem pemerintahan, legitimasi kekuasaan, serta pentingnya pencatatan sejarah dan garis keturunan dalam masyarakat pada masa itu. Melalui penelitian dan pemahaman lebih lanjut tentang Prasasti Canggal, kita dapat lebih menghargai warisan sejarah yang kaya di Indonesia dan hubungannya dengan perkembangan budaya dan peradaban masa kini.

________________________________________________________________________

Mohon Maaf sebelum membaca artikel ada sedikit informasi

Service AC terdekat area Bekasi dapat menghubungi Whatsapp

________________________________________________________________________


DAFTAR PUSTAKA :  WikipediaGoogleAmin Cool TeknikTeknisi AC