Lelah dengan AC yang Sering "Ngambek"? Tenang.. Anda Tidak Sendiri!

Halo pengguna AC!

( Dukung kami di Youtube dengan subscriber like dan share )



Kami tahu betul rasanya ketika Anda sedang nyaman-nyamannya menikmati udara sejuk, tiba-tiba AC kesayangan Anda mati hidup sendiri, tidak dingin, atau mengeluarkan suara aneh. Kejadian ini bukan hanya mengganggu kenyamanan, tapi juga seringkali memicu kekhawatiran: "Kenapa AC saya gampang rusak, ya?" dan "Berapa biaya perbaikannya kali ini?"

Jika Anda merasa AC di rumah atau kantor Anda terlalu sering bermasalah atau umur pakainya terasa singkat, percayalah, Anda tidak sendirian.

Faktanya, banyak kerusakan AC yang berulang tidak selalu disebabkan oleh nasib buruk, melainkan oleh beberapa faktor umum yang sering terlewat, mulai dari masalah perawatan sederhana hingga pemilihan komponen yang kurang tepat.

Artikel ini hadir untuk membantu Anda! Kami akan membedah tuntas mengapa AC Anda mudah rusak dan memberikan panduan langkah demi langkah agar Anda bisa:
 
Mengidentifikasi akar masalah secara mandiri (seperti masalah termis yang sering menyebabkan AC mati hidup).
Mengambil tindakan pencegahan yang tepat.
Menghemat biaya perbaikan dengan tidak cepat-cepat memanggil teknisi untuk masalah sepele.

Mari kita pelajari cara menjadikan AC Anda lebih awet dan lebih andal, sehingga udara sejuk di ruangan Anda bisa kembali stabil tanpa drama!



Kerusakan pada termis (thermistor) atau termostat AC adalah salah satu penyebab utama AC sering mati hidup sendiri (disebut juga short cycling), tetapi ada beberapa kemungkinan penyebab lain juga yang perlu Anda periksa.

Termis dan termostat berperan penting dalam mengatur suhu. Jika salah satunya bermasalah, AC bisa mendapatkan informasi suhu yang salah, sehingga:

AC mengira ruangan sudah dingin (padahal belum), lalu mematikan kompresor.

Suhu segera naik kembali karena pendinginan tidak optimal, lalu AC menyala lagi.

Siklus ini berulang dengan cepat, menyebabkan AC mati-hidup terus-menerus.

Penyebab Umum AC Mati Hidup Sendiri (Short Cycling)

Berikut beberapa kemungkinan penyebab AC Anda mengalami siklus pendek mati-hidup:

Masalah Termis/Termostat (Sangat Mungkin)

Termis (Thermistor) Rusak atau Kotor : Termis adalah sensor suhu yang terletak di unit indoor. Jika termis kotor, posisinya bergeser, atau rusak, pembacaan suhunya menjadi tidak akurat, yang menyebabkan kompresor (unit outdoor) mati terlalu cepat.

Termostat Bermasalah : Jika AC Anda menggunakan termostat eksternal, baterainya mungkin lemah atau posisinya tidak tepat (terkena sinar matahari langsung atau sumber panas lain), sehingga pembacaan suhu terganggu.

Kekurangan Freon (Refrigeran)

Kebocoran Freon : Tekanan freon yang terlalu rendah akibat kebocoran membuat AC sulit mencapai suhu yang diatur. Kompresor akan bekerja keras, cepat panas (overheat), lalu mati karena perlindungan termal, dan hidup lagi setelah agak dingin.

Kotoran dan Masalah Aliran Udara

Filter Udara Kotor : Filter yang tersumbat menghambat aliran udara, menyebabkan koil evaporator membeku atau unit indoor tidak bisa membaca suhu dengan benar, memicu AC mati.

Kondensor Kotor : Unit outdoor (kondensor) yang kotor akan sulit membuang panas, menyebabkan kompresor cepat panas (overheat) dan memicu proteksi thermal, sehingga kompresor mati.

Masalah Komponen Lain

Kerusakan Kapasitor Kompresor : Kapasitor berfungsi membantu start kompresor. Jika lemah atau rusak, kompresor akan sulit menyala dan bisa mati hidup tidak normal.

Masalah pada Modul PCB : Kerusakan pada papan sirkuit utama (PCB/modul) akibat ketidakstabilan listrik atau usia dapat mengganggu kontrol sistem, termasuk siklus mati-hidup.

AC Terlalu Besar (Oversized) : Jika kapasitas AC terlalu besar untuk ruangan, ia akan mendinginkan ruangan terlalu cepat, lalu mati. Namun, ruangan cepat hangat lagi, dan AC menyala lagi.

Apa yang Harus Dilakukan?

Karena kerusakan termis/termostat adalah penyebab yang sangat umum, Anda bisa melakukan pemeriksaan sendiri atau mandiri. Namun, apabila anda sibuk sebaiknya minta teknisi AC Anda untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh pada poin-poin di atas, mulai dari yang paling sederhana:

Cek Mode dan Timer : Pastikan mode AC sudah di posisi "Cool" dan Timer tidak aktif secara tidak sengaja.

Bersihkan Filter : Bersihkan atau ganti filter udara indoor.

Memeriksa dan membersihkan unit indoor dan outdoor (termasuk koil kondensor).

Mengukur tekanan freon dan mencari kebocoran.

Mengukur dan memeriksa kondisi termis (thermistor) dan/atau termostat.

Memeriksa kondisi kapasitor dan komponen kelistrikan lainnya.

Anda bisa melakukan beberapa pemeriksaan awal sendiri sebelum memanggil teknisi. Pemeriksaan mandiri ini berfokus pada hal-hal yang paling umum dan mudah diperiksa yang sering menyebabkan AC mati hidup (short cycling).

Berikut adalah daftar hal yang Anda butuhkan dan langkah-langkah pemeriksaannya:

Alat dan Persiapan yang Anda Butuhkan

Item

Fungsi dalam Pemeriksaan

Obeng

Untuk membuka penutup unit indoor (jika diperlukan).

Kain Lap Bersih/Sikat Halus

Untuk membersihkan filter dan komponen luar.

Remote AC

Untuk memeriksa pengaturan dan mode.

Senter (Opsional)

Untuk melihat area yang gelap di dalam unit indoor.


Area Utama yang Wajib Anda Periksa Sendiri

Langkah-langkah berikut berurutan dari yang paling mudah dan paling sering menjadi penyebab masalah:

Periksa Filter Udara dan Pengaturan Dasar (Mode & Timer)

Ini adalah penyebab paling umum. Filter yang sangat kotor akan menghambat aliran udara, membuat unit bekerja terlalu keras, membeku, dan memicu AC mati cepat.

Pemeriksaan Filter:

Matikan AC. Buka penutup unit indoor (unit dalam ruangan).

Lepaskan filter udara. Periksa apakah filter sangat tebal tertutup debu.

Solusi: Bersihkan filter dengan air mengalir atau sikat halus. Pasang kembali setelah kering.

Pemeriksaan Mode dan Timer:

Ambil remote AC. Pastikan mode yang digunakan adalah "Cool" (bintang salju), bukan "Fan" atau "Dry".

Pastikan Timer tidak aktif. Jika timer aktif, AC akan mati otomatis sesuai waktu yang diatur.

Perhatikan Suhu: Pastikan suhu yang Anda atur (Set Temperature) tidak terlalu tinggi (misalnya, di atas 25°C). Jika suhu terlalu dekat dengan suhu ruangan, AC akan cepat mencapai suhu tersebut dan kompresor akan sering mati-hidup.

Periksa Termis (Sensor Suhu Indoor)

Termis adalah sensor kecil di unit indoor yang mendeteksi suhu. Jika posisinya tidak tepat, pembacaan suhu menjadi salah, dan kompresor sering mati hidup.

Pemeriksaan Posisi Termis:

Setelah filter dilepas, Anda akan melihat termis (biasanya berupa kabel tipis dengan ujung kecil berwarna hitam/putih) yang menempel pada koil evaporator.

Periksa apakah termis tersebut terjepit, terlepas, atau menggantung bebas. Ia harus terpasang erat pada tempatnya (biasanya di sirip koil evaporator).

Solusi: Jika terlepas atau menggantung, pasang kembali ke dudukannya dengan hati-hati. Hati-hati, jangan sampai merusak koil atau sensor.

Amati Unit Outdoor (Kompresor)

Unit outdoor (yang terletak di luar ruangan) adalah tempat kompresor berada. Amati apakah unit ini mengalami overheat (terlalu panas) atau kotor:

Pemeriksaan Fisik (Kotoran):

Periksa bagian luar unit outdoor. Apakah sirip-sirip kondensor/fin (biasanya di bagian belakang atau samping) tertutup debu, kotoran, atau bahkan rumput kering? Kotoran ini menghambat pelepasan panas.

Solusi: Jika kotor, Anda bisa membersihkannya secara hati-hati dari luar dengan sikat lembut atau air bertekanan rendah (jika Anda tahu cara yang aman). Namun, untuk pembersihan mendalam, Anda memerlukan teknisi.

Pemeriksaan Suara dan Siklus:

Nyalakan AC. Dengarkan unit outdoor.

Jika unit mati-hidup setiap 2-5 menit dan udara yang keluar dari indoor tidak terlalu dingin, ini adalah tanda kuat masalah short cycling.

Jika Anda merasa unit outdoor panas sekali sebelum mati, ini bisa jadi pertanda kekurangan freon atau kondensor yang sangat kotor, yang memicu proteksi overheat.

Penting: Jika setelah membersihkan filter dan memastikan pengaturan dasar sudah benar AC masih mati-hidup, kemungkinan masalahnya sudah masuk ke komponen teknis seperti kerusakan termis (perlu diukur resistansinya), kapasitor, atau kekurangan freon. Pada tahap ini, sangat disarankan untuk memanggil teknisi agar dilakukan pemeriksaan dan perbaikan yang tepat.

Memeriksa termis (thermistor) sendiri bisa dilakukan, tetapi ini sudah termasuk dalam langkah troubleshooting yang membutuhkan alat ukur listrik, yaitu multimeter.

Peringatan Penting: Pemeriksaan ini melibatkan komponen listrik AC. Selalu matikan AC dari sumber listrik utama (MCB) sebelum membuka unit dan menyentuh komponen internal untuk menghindari risiko sengatan listrik atau kerusakan komponen.

Alat yang Dibutuhkan untuk Menguji Termis

Anda hanya membutuhkan satu alat utama:

Multimeter Digital (Digital Multimeter - DMM): Alat ini diperlukan untuk mengukur nilai resistansi (Ohm - ) pada termistor.

Cara Memeriksa Termis AC (Unit Indoor)

Termis pada AC split umumnya ada dua:

Termis Ruangan/Suhu (Ambient Sensor): Mengukur suhu udara yang dihisap dari ruangan.

Termis Pipa/Evaporator (Pipe/Evaporator): Mengukur suhu pada pipa evaporator ( pendingin).

Meskipun keduanya bisa menyebabkan masalah short cycling, termis pipa lebih sering bermasalah karena terpapar dingin ekstrem (es) atau air.

1. Persiapan Awal

Matikan Listrik Utama: Cari MCB (Miniature Circuit Breaker) yang terhubung ke AC dan matikan sumber listriknya.

Akses Unit Indoor: Buka penutup unit indoor dan lepaskan filter udara.

Temukan Termis: Anda akan melihat dua sensor kecil dengan kabel tipis (biasanya hitam atau putih) yang terhubung ke modul PCB (papan sirkuit). Salah satunya menempel pada koil, yang lain mungkin menggantung atau menempel pada casing.

2. Pelepasan dan Pengujian Termis

Lepaskan Konektor Termis: Ikuti kabel sensor termis hingga ke PCB. Cabut konektor kabel tersebut dari soketnya di PCB dengan hati-hati.

Siapkan Multimeter: Atur multimeter ke mode pengujian Resistansi (Ohm - Ω). Pilih rentang yang sesuai (biasanya 20kΩ atau 200kΩ ).

Ukur Resistansi: Tempelkan kedua ujung probe multimeter ke dua pin pada konektor termis yang baru Anda cabut.

Bandingkan Hasil: Catat nilai resistansi yang muncul di layar multimeter.

3. Membaca Hasil Pengukuran

Nilai resistansi termis dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Termistor yang umum digunakan pada AC adalah jenis NTC (Negative Temperature Coefficient), yang berarti: Semakin dingin, semakin tinggi resistansinya.

Untuk mengetahui apakah termis Anda normal, Anda harus membandingkannya dengan nilai standar pabrikan AC Anda (yang bervariasi antar merek), tetapi sebagai panduan umum:


Jenis Termis

Suhu Ruangan Normal (≈25C)

Indikasi Kerusakan

Termis Ruangan

Sekitar 5kΩ hingga 10kΩ

Nilai menunjukkan OL (Open Loop/putus), 0 Ohm (Short/hubung singkat), atau nilai yang sangat jauh dari standar.

Termis Pipa/Koil

Sekitar 5kΩ hingga 20kΩ

Nilai menunjukkan OL, 0 Ohm, atau nilai yang sangat jauh dari standar.


Jika nilainya stabil dan berada dalam kisaran normal (sesuai spesifikasi merek Anda): Termis kemungkinan baik, dan masalah mati-hidup mungkin disebabkan oleh faktor lain (seperti kekurangan freon, kapasitor lemah, atau kotoran berlebih).

Catatan: Jika Anda tidak memiliki spesifikasi pabrikan, Anda bisa melakukan uji perubahan suhu: pegang termis sebentar (suhu naik) atau dinginkan (suhu turun). Nila pada multimeter harus berubah secara bertahap (naik saat dingin, turun saat panas). Jika nilai tidak berubah sama sekali, termis pasti rusak.

Setelah selesai, pasang kembali konektor, tutup unit indoor, dan hidupkan kembali listrik utama

Nilai resistansi (Ohm) termis AC berbeda-beda antar merek, dan bahkan bisa berbeda antara satu tipe (model) AC dengan tipe AC lainnya dalam satu merek.

Ini adalah poin yang sangat penting ketika Anda melakukan pemeriksaan atau penggantian.

Mengapa Nilai Termis Berbeda-beda?

Termistor (termis) adalah jenis sensor yang memiliki nilai resistansi nominal (misalnya 5kΩ10kΩ, atau 20kΩ) pada suhu standar (25C).

Nilai Nominal yang Berbeda: Setiap produsen AC (seperti Daikin, LG, Panasonic, Sharp) merancang unit kontrolnya (PCB Modul) untuk bekerja dengan nilai termis tertentu.

Misalnya, AC A menggunakan termis , sementara AC B menggunakan termis  pada suhu ruangan yang sama.

Jenis Termis: Terdapat dua termis utama di unit indoor yang memiliki nilai dan fungsi sedikit berbeda:

Termis Ruangan (Room Sensor): Umumnya sekitar  hingga  pada .

Termis Pipa/Koil (Coil/Pipe Sensor): Nilainya seringkali lebih tinggi, bahkan bisa mencapai  atau lebih pada suhu .

Teknologi AC: Nilai termis pada AC Inverter seringkali berbeda dengan AC standar (Non-Inverter) karena cara sistem elektronik mengontrol pendinginan dan suhu.

Implikasi saat Memeriksa atau Mengganti

Karena adanya perbedaan ini, Anda harus memperhatikan hal-hal berikut:

Pemeriksaan (Menggunakan Multimeter): Untuk memastikan termis Anda benar-benar rusak, Anda idealnya harus mengetahui nilai standar pabrikan AC Anda (misalnya, Termis Ruangan AC Panasonic X harus bernilai  pada ). Jika nilai pengukuran Anda jauh melenceng dari standar tersebut, barulah termis tersebut dapat dipastikan rusak.

Penggantian: Jika Anda perlu mengganti, jangan pernah mengganti termis dengan nilai yang berbeda. Mengganti termis  dengan  akan menyebabkan AC membaca suhu yang salah secara permanen dan sistem pendinginan akan kacau, bahkan bisa merusak komponen PCB.

Saran Terbaik: Saat membeli pengganti, selalu sebutkan merek, tipe (model lengkap), dan fungsi termis yang Anda cari (termis ruangan atau termis pipa). Teknisi AC profesional biasanya memiliki data atau stok termis yang sesuai dengan berbagai merek dan model.

Diskripsi : Lelah AC sering mati hidup? Cari tahu penyebab utamanya, mulai dari termis/termostat, filter kotor, hingga kurang freon. Perbaiki sekarang!

Perawatan melalui service AC terdekat
Melayani Pemasangan/Instalasi AC, Jual-Beli AC, Tukar-tambah AC 
Note : Artikel disaring dari sumber WikipediaGoogleAmin Cool TeknikTeknisi ACGoogle Gemini

Mohon Maaf apabila ada salah dalam tulisan ini bukan bermaksud mengajari hanya ingin berbagi, silahkan ambil yang baik buang yang tidak baik

( Dukung kami di Youtube dengan subscriber like dan share )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar