Penting untuk memahami
bahwa perbaikan AC bisa mahal karena beberapa faktor utama yang saling
berkaitan. Ini bukan hanya tentang biaya jasa, tapi juga komponen yang
diperbaiki.
Sistem pendingin AC
memiliki "jantung" yang disebut kompresor. Komponen ini
adalah yang paling vital dan paling mahal. Jika kompresor rusak, biaya
penggantiannya bisa mencapai 50-70% dari harga unit AC baru. Alasan harganya
mahal adalah karena kompresor merupakan mesin yang kompleks dan sensitif,
dirancang untuk bekerja non-stop.
Selain kompresor, ada
komponen lain yang juga mahal, seperti kondensor dan evaporator.
Ketika komponen ini rusak, perbaikannya sering kali lebih mahal daripada
perbaikan ringan.
Perbaikan AC tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang. Teknisi AC harus memiliki pengetahuan mendalam
tentang sistem pendingin, kelistrikan, dan penggunaan alat khusus. Biaya jasa
yang mahal juga mencerminkan tingkat keahlian dan risiko yang diambil oleh
teknisi, terutama saat menangani refrigeran yang bertekanan tinggi.
Freon (refrigeran)
adalah zat pendingin yang harganya tidak murah dan memerlukan tempat/wadah
khusus untuk menampung gas freon ini. Jika terjadi kebocoran, teknisi tidak
hanya perlu mengisi ulang freon, tapi juga harus menemukan dan memperbaiki
titik kebocoran tersebut. Proses ini memerlukan alat dan keahlian khusus, yang
menambah biaya perbaikan.
Cara memahami biaya
perbaikan apabila mengalami kerusakan pada pendingin AC. Untuk menghindari
biaya yang mengejutkan, Anda bias melakukan :
Lakukan servis rutin: Perawatan berkala (misalnya, setiap 3 - 4
bulan) jauh lebih murah daripada perbaikan besar. Servis rutin bisa mendeteksi
masalah kecil sebelum menjadi kerusakan parah.
Minta penjelasan detail: Tanyakan kepada teknisi bagian apa saja yang
akan diperbaiki atau diganti. Minta estimasi biaya yang jelas, termasuk harga
komponen dan jasa.
Bandingkan penawaran: Jangan ragu untuk meminta estimasi dari
beberapa penyedia jasa servis. Ini membantu Anda mendapatkan gambaran harga
yang wajar di pasaran.
Pada akhirnya, biaya
perbaikan AC yang mahal seringkali merupakan konsekuensi dari kerusakan pada
komponen inti yang kompleks. Dengan perawatan yang tepat dan pemahaman yang
baik, Anda bisa meminimalkan risiko pengeluaran besar.
Pada kesempatan kali ini
akan dibahas kerusakan kecil pada pendingin AC. Pada unit pendingin ruangan
(AC), terdapat dua sensor suhu penting yang disebut termistor (thermistor),
yaitu Termis Evaporator dan Termis Udara.
Keduanya memiliki peran
krusial dalam memastikan AC bekerja secara efisien, otomatis, dan awet.
Meskipun sama-sama
sensor suhu, fungsi dan lokasinya berbeda.
Termis Evaporator sering
juga disebut termis pipa atau termis beku (frost sensor).
Lokasinya terpasang
langsung pada pipa atau sirip (fins) evaporator di unit indoor. Ujung sensornya
menempel pada bagian logam yang paling dingin.
Fungsi Utama: Mencegah Pembekuan (Frosting) adalah
untuk memonitor suhu pada evaporator. Jika suhu evaporator turun terlalu rendah
hingga mendekati titik beku (0°C), termis ini akan mengirimkan sinyal ke modul
PCB (otak AC) untuk menghentikan sementara kerja kompresor.
Tujuannya adalah untuk
mencegah terbentuknya bunga es pada evaporator yang dapat menghambat aliran
udara dan merusak kompresor.
Gejala Kerusakan Termis Evaporator
AC Cepat Mati Hidup (Cut
Off): Jika sensor salah
membaca suhu (menganggap evaporator sudah terlalu dingin padahal belum),
kompresor akan sering mati, membuat ruangan tidak dingin.
Timbul Bunga Es: Jika sensor rusak dan tidak bisa
mendeteksi suhu dingin, kompresor akan bekerja terus-menerus. Akibatnya,
evaporator menjadi terlalu dingin dan dipenuhi oleh bunga es.
Kode Error: AC modern seringkali menampilkan kode
error spesifik yang menandakan kerusakan pada sensor ini.
Termis ini dikenal juga
sebagai termis ruangan atau sensor suhu remote.
Lokasi: Terletak di dekat
jalur masuk udara (hisap) pada unit indoor, biasanya di belakang filter udara.
Posisinya dirancang untuk mengukur suhu udara ruangan secara akurat.
Fungsi Utama: Mengatur Suhu Ruangan adalah membaca
suhu udara di dalam ruangan. Hasil pembacaan ini kemudian dibandingkan dengan
suhu yang Anda atur (setting) pada remote control.
Jika suhu ruangan lebih
panas dari setelan remote, termis akan memerintahkan kompresor untuk
menyala dan mendinginkan ruangan.
Jika suhu ruangan sudah
mencapai setelan remote, termis akan memerintahkan kompresor untuk
berhenti bekerja, sehingga menghemat listrik.
Gejala Kerusakan termis ruangan
AC Tidak Mau Mati
(Terlalu Dingin): Jika sensor salah
membaca suhu (menganggap ruangan masih panas padahal sudah dingin), kompresor
akan terus menyala dan membuat ruangan menjadi sangat dingin, tidak sesuai
dengan setelan remote.
AC Tidak Mau Menyala
(Tidak Dingin): Sebaliknya, jika
sensor menganggap ruangan sudah dingin padahal masih panas, kompresor tidak
akan mau menyala, sehingga AC hanya mengeluarkan angin saja.
Suhu Tidak Sesuai
Remote: Gejala paling umum
adalah suhu ruangan yang dihasilkan tidak pernah cocok dengan angka yang
tertera di remote AC.
AC Terlalu Dingin &
Tidak Mau Mati: Sensor salah membaca
suhu ruangan seolah-olah masih panas, padahal sudah dingin. Akibatnya,
kompresor terus bekerja dan ruangan jadi sangat dingin, tidak sesuai setelan
remote.
AC Tidak Dingin (Hanya
Keluar Angin): Sensor salah membaca suhu
ruangan seolah-olah sudah dingin, padahal masih panas. Akibatnya, kompresor
tidak mau menyala untuk mendinginkan.
Suhu Tidak Stabil: Suhu ruangan naik-turun secara tidak wajar
karena sensor memberikan data yang tidak akurat ke modul utama.
Tabel Perbandingan
Fitur |
Termis Evaporator |
Termis Udara |
Objek
yang Diukur |
Suhu
pipa/sirip evaporator |
Suhu
udara ruangan |
Tujuan
Utama |
Mencegah
pembekuan pada unit indoor |
Mencapai
dan menjaga suhu ruangan |
Lokasi |
Menempel
di evaporator |
Di
dekat filter/jalur hisap udara |
Akibat
Rusak |
Timbul
bunga es atau AC cepat mati |
Ruangan
terlalu dingin atau tidak dingin |
Secara singkat, Termis
Udara fokus pada kenyamanan Anda (mengatur suhu
ruangan), sementara Termis Evaporator fokus pada keamanan
dan keawetan unit AC (mencegah kerusakan akibat pembekuan).
Tindakan dan Cara
Pengukuran
Jika Anda mencurigai
termistor rusak, berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan, dari yang paling
mudah hingga teknis.
PENTING: Sebelum membongkar unit indoor, pastikan aliran
listrik ke AC sudah dimatikan sepenuhnya melalui MCB atau mencabut
steker untuk keselamatan.
Langkah 1: Pemeriksaan
& Pembersihan Fisik
Cek Posisi: Pastikan termistor tidak terlepas dari
dudukannya. Termis udara harus berada di jalur sirkulasi udara dan termis
evaporator harus menempel erat pada pipa.
Cek Kabel: Periksa apakah ada kabel yang putus, tergigit
tikus/cicak, atau soketnya kendor pada papan PCB.
Bersihkan Sensor: Terkadang, debu tebal yang menempel pada
kepala sensor bisa mengganggu pembacaan suhu. Bersihkan dengan lembut
menggunakan kuas atau kain kering.
Langkah 2: Pengukuran
dengan Multimeter (Avometer)
Ini adalah cara paling
akurat untuk memastikan kondisi termistor. Thermistor pada AC umumnya
berjenis NTC (Negative Temperature Coefficient), artinya:
Suhu Panas =
Nilai tahanan (Ohm) turun
Suhu Dingin =
Nilai tahanan (Ohm) naik
Cara Mengukur:
Lepaskan Termistor: Cabut soket termistor dari papan sirkuit (PCB)
unit indoor.
Siapkan Multimeter: Atur multimeter pada mode Ohm (Ω),
biasanya pada skala 20kΩ (20.000 Ohm) karena nilai termistor AC umumnya
berkisar antara 5kΩ - 15kΩ pada suhu ruangan.
Ukur Tahanan Awal: Hubungkan kedua probe multimeter ke pin-pin
termistor. Catat nilai yang muncul di layar.
Jika multimeter menunjukkan angka "0" atau
mendekati nol, artinya termistor mengalami korsleting (short).
Jika multimeter menunjukkan "1"
atau "OL", artinya termistor putus.
Jika menunjukkan nilai tertentu (misal: 8.5kΩ),
lanjutkan ke langkah berikutnya.
Lakukan Uji Suhu:
Uji Panas: Genggam ujung sensor dengan jari tangan Anda
selama beberapa detik. Perhatikan layar multimeter, nilainya harus
turun perlahan.
Uji Dingin: Tempelkan ujung sensor pada es batu atau
celupkan ke air dingin. Nilainya harus naik perlahan.
Hasil Pengukuran:
Baik: Jika nilai tahanan awal masuk akal (tidak 0
atau tak terhingga) dan berubah secara logis saat diuji panas/dingin.
Rusak: Jika nilai tahanan awal 0 atau tak terhingga,
ATAU nilainya tidak berubah sama sekali saat diuji panas/dingin.
Tindakan Perbaikan
Jika pengukuran
memastikan termistor rusak, tindakan terbaik adalah menggantinya dengan
yang baru.
Termistor adalah
komponen yang relatif murah.
Pastikan Anda membeli
termistor pengganti dengan nilai tahanan (kΩ) yang sama atau sesuai dengan
spesifikasi merek AC Anda.
Alat
yang Diperlukan untuk Pengecekan Termistor AC
Untuk memastikan apakah
termistor AC berfungsi dengan baik atau tidak, Anda hanya memerlukan beberapa
alat dasar. Berikut adalah daftar alat utama dan pendukung yang Anda butuhkan.
Alat Utama
Ini adalah alat yang
paling penting dan wajib ada untuk pengukuran.
Multimeter (Digital atau Analog)
Ini adalah alat inti
untuk pengetesan. Multimeter digunakan untuk mengukur nilai tahanan
(resistansi) dari termistor dalam satuan Ohm (Ω).
Penggunaan: Atur multimeter ke mode Ohm (Ω),
biasanya pada skala 20kΩ, karena nilai tahanan termistor AC umumnya berada di
antara 5-15 kΩ pada suhu ruangan.
Tips: Multimeter digital lebih direkomendasikan
karena lebih mudah membaca perubahan nilai yang kecil secara presisi.
Perbedaan
Nilai Resistansi Termistor Antar Merek AC
Setiap merk AC, dan
bahkan seringkali model yang berbeda dalam satu merk, memiliki standar nilai
resistansi (tahanan) termistor yang berbeda-beda.
Mengapa Nilainya
Berbeda?
Alasan utamanya terletak
pada desain papan sirkuit elektronik (PCB) atau modul utama
AC. Otak dari AC (mikrokontroler) pada PCB tersebut diprogram dan dikalibrasi
untuk membaca rentang nilai tahanan tertentu dari termistor untuk
menerjemahkannya menjadi data suhu.
Sebuah PCB yang
dirancang untuk termistor 10 kΩ akan menganggap nilai 10 kΩ
sebagai suhu ruangan normal (misalnya 25°C).
Sebaliknya, PCB lain
yang dirancang untuk termistor 5 kΩ akan menganggap nilai 5 kΩ
sebagai suhu ruangan yang sama.
Jika Anda memasang
termistor 5 kΩ pada unit AC yang seharusnya menggunakan 10 kΩ, PCB akan salah
membaca suhu ruangan. Ia akan menganggap suhu ruangan jauh lebih panas dari
yang sebenarnya, menyebabkan kompresor bekerja terus-menerus dan ruangan menjadi
sangat dingin.
Contoh Umum Nilai
Resistansi (Pada Suhu Ruangan ~25°C)
Berikut adalah beberapa
contoh nilai yang umum dijumpai di pasaran, namun ini hanyalah panduan
umum dan bisa bervariasi tergantung modelnya:
Panasonic & Sharp: Sering menggunakan nilai yang lebih
tinggi, seperti 10 kΩ atau 15 kΩ.
Daikin: Umumnya menggunakan nilai di kisaran 5 kΩ hingga 7
kΩ.
LG & Samsung: Sering menggunakan nilai 5 kΩ atau 10
kΩ.
Merek Lain (Gree, Midea, dll.): Sangat bervariasi, namun 5 kΩ dan 10
kΩ adalah nilai yang paling umum.
Akibat Menggunakan Nilai
yang Salah
Mengganti termistor
dengan nilai (kΩ) yang tidak sesuai akan menyebabkan kinerja AC menjadi kacau,
seperti:
1. AC Tidak Dingin: PCB mengira suhu sudah tercapai padahal
belum.
2. AC Terlalu Dingin (Seperti Kulkas): PCB mengira suhu masih panas dan memaksa
kompresor bekerja terus.
3. AC Sering Mati-Hidup (Short Cycling): Pembacaan suhu yang tidak stabil membuat
kompresor bingung.
4. Menampilkan Kode Error: Sistem mendeteksi adanya anomali pada
pembacaan sensor dan menghentikan operasi.
Alat Bantu
Alat-alat ini diperlukan
untuk mengakses termistor dan melakukan simulasi suhu.
1.
Obeng
Set (Plus dan Minus)
Digunakan untuk membuka
casing atau penutup unit indoor AC agar Anda bisa mengakses lokasi termistor
yang terhubung ke papan sirkuit (PCB).
2.
Media
Uji Suhu
Anda memerlukan sesuatu
untuk mengubah suhu di sekitar ujung sensor termistor. Tujuannya adalah untuk
melihat apakah nilai tahanannya berubah sebagai respons terhadap suhu.
· Untuk
Uji Dingin: Siapkan Es Batu atau segelas Air
Dingin.
· Untuk
Uji Panas: Anda bisa menggunakan Genggaman Tangan Anda,
segelas Air Hangat, atau hembusan udara hangat dari hair
dryer (atur pada suhu rendah). Hindari menggunakan api langsung dari
korek karena bisa merusak sensor.
3.
Multimeter
digital adalah pilihan yang jauh
lebih baik dan akurat dibandingkan multimeter analog.
Berikut adalah alasan
dan jenis multimeter digital yang baik untuk tugas ini:
Mengapa Multimeter
Digital Lebih Unggul?
1. Akurasi Tinggi: Multimeter digital menampilkan hasil
pengukuran dalam bentuk angka yang presisi (misalnya, 8.52 kΩ). Ini sangat
penting saat Anda perlu melihat perubahan kecil pada nilai tahanan ketika
termistor dipanaskan atau didinginkan.
2. Mudah Dibaca: Anda tidak perlu menerka-nerka posisi jarum seperti pada
multimeter analog. Angka yang jelas di layar LCD menghilangkan risiko kesalahan
pembacaan (parallax error).
3. Fitur Auto-Ranging: Banyak multimeter digital modern memiliki
fitur "auto-ranging", yang berarti alat akan secara otomatis memilih
skala pengukuran yang paling tepat (misalnya, 20kΩ atau 200kΩ).
Ini sangat memudahkan dan mempercepat proses kerja.
Rekomendasi Spesifik:
Anda tidak memerlukan
multimeter yang sangat mahal. Untuk kebutuhan pengecekan komponen elektronik
seperti termistor, multimeter digital kelas hobi atau entry-level sudah lebih
dari cukup.
Carilah multimeter
dengan fitur berikut:
Mode Pengukuran Ohm (Ω) dengan rentang setidaknya hingga 20kΩ.
Tampilan LCD yang Jelas dan mudah dibaca.
Akurasi yang Baik (biasanya sudah standar pada produk-produk
modern).
Meskipun multimeter
analog bisa digunakan untuk melihat apakah ada perubahan
(jarum bergerak naik atau turun), Anda akan kesulitan mendapatkan nilai yang
akurat.
Oleh karena itu, untuk
hasil terbaik, gunakanlah multimeter digital.
Langkah Keselamatan
(Wajib!)
Sebelum memulai
pengetesan apa pun yang melibatkan pembukaan unit AC:
Matikan Listrik AC: Pastikan Anda telah mematikan unit AC dari
remote, lalu matikan juga aliran listriknya dari saklar MCB atau cabut steker
dari stopkontak. Ini sangat penting untuk menghindari risiko sengatan listrik.
Dengan tiga jenis alat
tersebut (Multimeter, Obeng, dan Media Uji Suhu), Anda sudah bisa melakukan
pengetesan termistor AC secara mandiri.
Jika Anda tidak yakin
atau tidak memiliki alat, sangat disarankan untuk memanggil teknisi AC
profesional untuk melakukan pengecekan dan penggantian.
Saat akan mengganti
termistor, wajib hukumnya untuk menggunakan termistor
dengan nilai resistansi (kΩ) yang sama persis dengan aslinya.
Cara terbaik adalah
membawa contoh termistor yang rusak ke toko suku cadang atau mencari pengganti
berdasarkan merk dan model unit AC Anda.
Jangan pernah
menggantinya dengan nilai yang berbeda hanya karena bentuk fisiknya sama.
Keyword : Ciri-ciri termis AC rusak, Cara cek
termis AC, Harga termis pipa AC, Cara ganti termis udara, AC
tidak dingin termis, Eror termis AC
Deskripsi : Termis pipa dan termis udara adalah
sensor penting AC. Keduanya mendeteksi suhu untuk kontrol kompresor dan
mencegah pembekuan. Pahami fungsinya di sini!
Perawatan
melalui service AC terdekat Whatsapp
Melayani
Pemasangan/Instalasi AC, Jual-Beli AC, Tukar-tambah AC
Note :
Artikel disaring dari sumber Wikipedia, Google, Amin Cool Teknik, Teknisi AC, Google Gemini
Mohon Maaf apabila ada
salah dalam tulisan ini bukan bermaksud mengajari hanya ingin berbagi, silahkan
ambil yang baik buang yang tidak baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar